Kami sangat mencintai ketentraman dan kedamaian,"
Lebak (ANTARA News) - Pemuka adat Baduy Djaro Daenah mengharapkan negara aman dan damai sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.

"Kami sangat mencintai ketentraman dan kedamaian," kata Djaro Daenah di Lebak, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya merasa prihatin kekerasan di sejumlah daerah di Tanah Air masih terjadi sehingga aparat kepolisian perlu menindaktegas mereka.

Pembakaran sarana umum dan lembaga pendidikan menjadi korban tindakan anarkisme itu.

Sebagian besar kekerasan tersebut dipicu ketidakpuasaan pada penyelenggaraan pemilihan kepala daerah juga sengketa tanah adat.

Selain itu, kekerasan juga terjadi pada unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat.

"Kami berharap pada Pemilu 2014 tidak ada tindakan anarkisme maupun kekerasan yang bisa merugikan masyarakat," katanya.

Menurut dia, masyarakat Baduy yang berpenduduk 11.053 jiwa itu menginginkan kehidupan yang damai, aman, tentram.

Sebab selama ini kawasan masyarakat Baduy belum pernah terjadi kekerasan maupun tindakan yang merugikan orang lain.

Bahkan, hingga kini belum ada warga Baduy yang terlibat hukum, seperti penganiayaan maupun pencurian.

Sebetulnya, kata Daenah, tindakan kekerasan dilarang oleh semua agama karena merugikan masyarakat juga berdampak terhadap kegiatan ekonomi.

Bahkan, banyak investor yang ingin mengembangkan usahanya terpaksa membatalkan akibat ketidakamanan itu.

Karena itu, pihaknya berharap aparat kepolisian bertindak tegas terhadap pelaku kekerasan sehingga dapat memberikan efek jera.

"Kami melihat bangsa ini sangat memalukan dengan adanya kekerasan dan tindakan anarkisme itu," ujarnya.

Begitu pula, pemuka masyarakat Baduy Dalam Jaro Tanggungan 12 Ayah Mursid mengaku saat ini kekerasan masih terjadi, seperti sengketa tanah adat, pascapemilihan kepala daerah, perkelahian antarkampung dan buntut unjuk rasa.

Dengan begitu, kata dia, kekerasan ini tentu akan merugikan semua pihak, termasuk korban jiwa.

"Kami warga Baduy sendiri berharap bangsa ini tidak ada lagi tindakan kekerasan," katanya.(*)

Pewarta: Mansyur
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013