Surabaya (ANTARA News) - Kementerian Riset dan Teknologi menyatakan teknologi baterai untuk mobil listrik masih mempunyai ruang yang cukup besar untuk riset dan terus berkembang menjadi lebih efisien ke depannya.

Asisten Deputi IPTEK Pemerintah Kementerian Riset dan Teknologi Pariatmono di Surabaya, Senin, mengatakan jika memakai skala satu sampai seratus, maka perkembangan baterai mobil listrik di Indonesia baru mencapai angka 20, sedangkan di tingkat dunia baru di angka 30.

"Baterai merupakan jantung dari mobil listrik. Tingkat kejenuhannya masih rendah sehingga masih bisa berkembang," katanya ketika melakukan uji coba purwarupa mobil listrik di Surabaya.

Purwarupa mobil listrik yang menjalani uji coba mobil listrik sport Selo, buatan rumah modifikasi Kupu-Kupu Malam, Yogyakarta, dan dua purwarupa mobil listrik buatan Dasep Ahmadi asal Depok berupa citycar listrik dan bus listrik.

Ketiga purwarupa mobil listrik dilepas dari depan Gedung Pemerintah Kota Surabaya dan diuji coba kendara di jalanan sekitar kompleks Pemkot.

"Saat ini, teknologi baterai mobil listrik yang dikembangkan oleh Indonesia bisa digunakan menempuh 200 kilometer dalam satu kali pemakaian," kata Pariatmono.

Yang menjadi kelemahan dalam pengembangan mobil listrik saat ini adalah ukuran baterai yang besar dan bobotnya yang berat sehingga mempengaruhi performa kendaraan.

"Oleh karena itu dibutuhkan baterai yang ringan namun mempunyai tenaga yang besar," kata Pariatmono.

Tahun depan, Kemenristek menargetkan bisa mengembangkan baterai dengan kapasitas 200 watt jam per kilometer, sedangkan jika sudah masuk proses industrialisasi, teknologi baterai kemungkinan bisa memiliki daya hingga 500 watt jam per km.

"Kalau tercapai, Indonesia bisa menjadi yang paling depan dalam teknologi baterai," kata Pariatmono.  (A059/E011)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013