Pejabat yang berintegritas tidak akan terbawa arus perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme, dan tidak akan terjebak dalam kelompok-kelompok kepentingan,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Suryadharma Ali meminta jajarannya agar jajarannya perkuat komitmen, dengan menunjukan kepada atasan, bawahan dan masyarakat bahwa dirinya adalah orang yang layak diangkat dalam jabatannya, sehingga dengan cara itu akan menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas dalam organisasi Kementerian Agama.

Setiap pimpinan harus memperkuat komitmennya dalam melaksanakan tugas, kata Suryadharma Ali ketika melantik pejabat eselon II pada Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) dan Ditjen Bimas Islam, Kepela Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kepulauan Riau, serta Ketua STAHN Mataram dan STAKPN Sentani di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Jumat.

"Tunjukkan kepada atasan, bawahan, serta masyarakat bahwa kita adalah orang yang layak diangkat dalam jabatan ini," pinta Menag.

"Kita semua tidak hanya terikat dengan tugas-tugas formal yang tercantum dalam uraian jabatan, tetapi juga memiliki tugas dan tanggungjawab moral untuk mengawal dan menyukseskan misi Kementerian Agama," tambah Menag.

Selain itu ia minta jajarannya untuk meningkatkan kompetensi sesuai lingkup tugas yang diemban. Selain kemampuan profesional dan manajerial, diperlukan wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan teknis dalam memecahkan masalah dan melakukan inovasi terkait tugas yang diemban.

Menag meminta pejabat Kementerian Agama untuk memperkokoh integritas moral dan kepribadian, sehingga mampu mengalahkan segala godaan dalam bentuk apapun dan dari manapun. "Pejabat yang berintegritas tidak akan terbawa arus perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme, dan tidak akan terjebak dalam kelompok-kelompok kepentingan," kata Menag mengingatkan.

Menag mengajak jajarannya agar para pimpinan dapat mengembangkan leadership yang baik. "Kepemimpinan yang baik adalah yang menginspirasi bawahan, menjadi panutan, serta berani bertanggungjawab atas keberhasilan maupun kegagalan," ujar Menag.

"Berlindung di belakang atasan bila terjadi kesalahan atau kegagalan, atau sebaliknya menimpakan kesalahan pada bawahan, adalah sikap kepemimpinan yang tidak bertanggungjawab. Saya harap hal itu tidak terjadi di Kementerian Agama," ujarnya.

Pewarta: Edy Supriatna Sjafei
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013