Lima belas orang, termasuk enam orang pria, seorang berusia 18 tahun dan delapan anak-anak tewas dalam pemboman udara di lingkungan Ard al-Hamra di Aleppo,"
Beirut (ANTARA News) - Lima belas orang, di antaranya delapan anak, tewas dalam serangan udara Minggu di area pemberontak kota utara Aleppo yang dilanda perang, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).

Observatory yang berbasis di Inggris juga melaporkan bahwa setidaknya 28 orang terbunuh di Adra, timur laut Damaskus, sejak pemberontak melancarkan serangan pada Rabu.

"Lima belas orang, termasuk enam orang pria, seorang berusia 18 tahun dan delapan anak-anak tewas dalam pemboman udara di lingkungan Ard al-Hamra di Aleppo," katanya.

Aleppo Media Centre, sebuah jaringan aktivis di lapangan, melaporkan beberapa serangan helikopter di daerah-daerah pemberontak di kota, yang satu ketika menjadi pusat ekonomi Suriah.

Helikopter-helikopter, kata kelompok itu, menjatuhkan berbarel-barel bahan peledak di beberapa lingkungan, menyebabkan kerusakan yang luas.

Juga di Aleppo, keompok Bulan Sabit Merah Suriah pada Sabtu menyampaikan makanan dan obat-obatan untuk penjara pusat, yang telah berada di bawah pengepungan pemberontak selama delapan bulan.

Para relawan mengawal keluar 15 tahanan, kata Observatorium, dan menambahkan bahwa "341 tahanan lainnya masih menunggu untuk dibebaskan."

Rezim Presiden Bashar al-Assad awal pekan ini mengumumkan amnesti untuk sejumlah tahanan di penjara "karena kesehatan yang buruk dan kondisi kemanusiaan," menurut Observatorium.

Sementara itu, di timur laut Damaskus, setidaknya 28 anggota sipil minoritas komunitas agama telah dikonfirmasi tewas di Adra sejak Rabu, ketika gerilyawan melancarkan serangan yang ditujukan untuk menangkap pintu masuk utama ke ibu kota.

"Jumlah kematian sipil telah meningkat menjadi 28, di antara mereka ... Alawi, Syiah dan Druze," kata Observatorium, yang mengandalkan jaringan yang luas seperti dokter, aktivis dan pengacara di seluruh Suriah untuk laporannya.

Tentara telah bersumpah untuk "menghancurkan "gerilyawan Muslim di kota industri, yang telah melihat pertempuran sengit selama lima hari.

Sebagian besar kelompok Alawi di negara itu - yang agamanya merupakan cabang dari Islam Syiah - mendukung aliran keagamaan Bashar, dan banyak anggota kelompok minoritas lainnya takut dengan kemenangan Islam Sunni dalam konflik Suriah.

Lebih dari 126.000 orang telah tewas di Suriah sejak Maret 2011, dan jutaan lebih telah mengungsi meninggalkan rumah mereka, demikian AFP.
(H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013