Memperhatikan perkembangan paling akhir di Utara, arah situasi politiknya tak menentu."
Seoul (ANTARA News) - Puluhan ribu serdadu Korea Utara menyatakan kesetiaan kepada pemimpin Kim Jong-un pada Senin, sementara Seoul menyiagakan pasukannya menghadapi kemungkinan provokasi setelah pesaing komunisnya melakukan pembersihan politik.

Pawai akbar di Pyongyang berlangsung menjelang acara memperingati tahun kedua kematian Kim Jong-il, pemimpin Korut, yang lama berkuasa dan kematiannya mendorong puteranya naik ke tampuk kekuasaan.

Kim berusaha menunjukkan cengkeramannya atas kekuasaan menyusul eksekusi pamannya Jang Song-thaek pada Kamis.

Perkembangan politik di Korut mendorong Seoul dan Washington siaga terhadap kejutan yang dilakukan rezim bersenjata nuklir itu.

Foto dari media negara menunjukkan ribuan tentara yang membawa bendera merah berbaris di alun-alun luas di depan Istana Kumsusan Sun, jantung spiritual rezim itu yang menjadi tempat peristirahatan terakhir jasad Kim Jong-Il dan ayahnya Kim Il-sung yang sudah dibalsem.

Beberapa serdadu memegang bendera-bendara yang bergambar Kim Il-sung, bapak pendiri negara itu, sementara yang lainnya membawa bendera raksasa yang mendesak semua tentara menjunjung tinggi cucunya Kim Jong-un sebagai pusat partai.

Dukungan dari militer sepertinya lebih penting menyusul eksekusi Jang, yang dipandang memainkan peran kunci menyokong kepemimpinan Kim yang masih belia dan kurang pengalaman.

"Memperhatikan perkembangan paling akhir di Utara, arah situasi politiknya tak menentu," kata Presiden Korsel Park Geun-hye dalam pertemuan dengan para penasehat Senin.

"Kami juga tak dapat mengesampingkan kemungkinan ada provokasi," kata dia.

Presiden itu mendesak militer untuk meningkatkan kesiagaan dekat perbatasan yang dijaga ketat dengan Utara.

Di masa lalu, Korut telah melakukan uji nuklir atau peluru kendali sekitar tanggal-tanggal politik penting. Pada Senin, ribuan selebaran propaganda Korea Utara jatuh di pulau terdepan Baengnyeong milik Korsel. Selebaran-selebaran itu berisi peringatakan serangan atas para tentara Korsel yang berkedudukan di sana, kata kantor berita Korsel Yonhap.

Park membahas apa yang disebutnya situasi "besar dan tak dapat diramal dalam pertemuan tingkat tinggi dengan para pejabat keamanan dan pertahanan termasuk para menteri yang menangani intelijen dan urusan Korut.

"Dia memerintahkan (para pejabat) untuk memperkuat postur pertahanan gabungan dengan Amerika Serikat ... dan terus berkoordinasi dan berbagi informasi intelijen dengan negara-negara terkait dan masyakarat internasional," kata juru bicara Park.


Penerjemah: Mohamad Anthoni

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013