Jakarta (ANTARA News) - Proses transfer seluruh saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dari Jepang kepada Indonesia tidak akan menjadi preseden buruk bagi hubungan dua negara, kata Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang Rachmat Gobel.

"Hubungan kedua negara akan baik-baik saja. Inalum itu perihal bisnis dan dapat diselesaikan dengan baik," kata Rachmat yang juga CEO Panasonic itu saat jumpa pers di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis.

Sebelumnya, Inalum merupakan proyek kerjasama Indonesia-Jepang dengan masa operasional 30 tahun mulai 1 November 1983-31 Oktober 2013 sesuai "Master Agreement" Proyek Asahan.

Porsi kepemilikan saham beberapa kali mengalami perubahan hingga terakhir adalah 41,13 persen dimiliki pemerintah dan 58,87 persen dikuasai investor Jepang.

Pada awal bulan ini pemerintah telah membeli keseluruhan saham Inalum.

Menurut Rachmat, Jepang telah berdiri di sisi Indonesia jauh sebelum negara lain membuka kerjasama bilateral dengan Indonesia.

Hubungan Jakarta-Tokyo telah dimulai sejak 1958 atau hingga kini telah berlangsung selama 55 tahun.

"Hubungan itu tidak sekedar terkait perihal ekonomi saja tapi juga lebih dekat yaitu hati ke hati rakyat dan negara di antara kedua bangsa," kata Rachmat yang baru saja menerima ANTARA Achievement Award (AAA) sebagai tokoh yang mampu menjembatani hubungan baik Indonesia-Jepang.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013