Lampung (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan Jala Sangkuriang, alat pengatur suhu air dalam kolam yang mampu membantu proses pemijahan ikan khususnya di musim kemarau.

"Alat ini intinya menjadi solusi pemijahan ikan saat musim kemarau. Karena ternyata temperatur air turun saat musim kemarau panjang sehingga sulit terjadi pemijahan," kata peneliti dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI Bandung, Sugiono, saat melakukan diseminasi alat Jala Sangkuriang di Lampung Selatan, Jumat.

Ia mengatakan bahwa menurut penelitian, produktivitas ikan meningkat ketika suhu kolam berada di kisaran 25 C--28C.

Saat kemarau suhu air justru turun di bawah 20C sehingga membuat pemijahan sulit terjadi.

Penerapan sistem pengukur temperatur air untuk pemijah ikan ini diharapkan dapat membuat sistem pemijah tiruan yang ideal untuk budidaya perikanan sehingga dapat menurunkan angka kehilangan hasil produksi ikan dan meningkatkan produktivitas perikanan.

Alat pengatur suhu air Jala Sangkuriang ini telah berhasil diterapkan untuk lele.

Namun, menurut dia, pengembangan awal dilakukan atas permintaan Bappeda Tulang Bawang untuk membantu meningkatkan produksi benih ikan Belida yang pada musim kemarau juga mengalami penurunan produksi.

Dengan memanfaatkan kolam terpal yang bagian luarnya dilapisi telah dilapisi styrofoam dan dilakukan pengaturan suhu air dengan menempatkan alat jala sangkuriang tersebut sepasang indukan ikan lele dapat menghasilkan hingga 50.000 benih.

"Tapi kita rata-rata kan saja 20.000 benih hasilnya tiap kali pemijahan. Tapi kondisi air harus diperhatikan, harus jernih, pakan juga baru bisa diberikan beberapa hari setelah telur-telur ikan menetas dan tidak boleh terlalu banyak karena pakan," katanya.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013