Anak-anak hanya lihat yang tampil kan. Yang di belakang layar nggak kelihatan. Dengan acara seperti ini, anak-anak jadi tahu pekerjaan di film nggak cuma aktor, tapi ada kameraman, sutradara, penulis, artistik, penata kostum."
Jakarta (ANTARA News) - Resti (Shafa Azahra Siregar) termenung mengingat rencana perpisahan kedua orang tuanya.

Penyuka cerita detektif itu sedang berlibur di Sentul bersama Alvin (Ihsan Wibisana Nasution), Dhita (Aisyah Aqilah), Melodi (Veadora), Junot (Baharudin), dan orang tua Junot. Ia pun memisahkan diri dari teman-temannya untuk membuat permohonan, menuju hutan yang ada di belakang villa.

Resti dan kedua orang tuanya biasa memainkan balon permohonan. Tiup balon, renungkan permohonan, terbangkan...

Keempat temannya pun tidak tinggal diam mendapati Resti tidak ada. Petualangan mereka pun bersinggungan dengan harta karun yang tersembunyi di dalam hutan.

Film "1000 Balon" merupakan hasil karya 50 anak yang beberapa waktu lalu terpilih untuk mengikuti "Camp Semangat". Selama dua minggu, anak-anak itu dibagi ke dalam tim sutradara, aktor/aktris, juru kamera, penata musik, penata busana, artistik, dan penulis naskah.

Mereka mendapat pelatihan dari masing-masing mentor selama seminggu penuh sebelum akhirnya menggunakan seminggu berikutnya untuk pengambilan gambar.

"Paling susah di lapangan misalnya hujan, jadi scene harus indoor. Atau nungguin 5 menit yang berharga untuk scene itu," kata Arifah Mufaradiba (12) salah satu sutradara dalam film tersebut.

Selain itu, pengambilan gambar di hutan pun menjadi tantangan bagi Arifah. "Angle susah. Salah sedikit, ketutupan pohon. Pemain juga jadi sulit istirahat di tempat itu," katanya.

Izzatul Fitriyah, siswi kelas X sekolah menengah pertama di Bali pun mengalami kesulitan menulis naskah meski ia sendiri telah memiliki enam novel yang diterbitkan.

"Susahnya karena aku biasa buat novel bukan naskah. Harus hati-hati milih kata," kata Fitriyah yang biasa dipanggil Ria ini.

Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen, duta acara ini, mengatakan bekerja sama dengan anak-anak jauh lebih seru.

"Lebih banyak pengen tahunya. Nanya melulu kalau anak-anak. Rasa ingin tahu besar mungkin karena pengalaman pertama juga buat mereka," kata Nia.

Menurut Ari, ajang seperti ini berguna untuk mengenalkan dunia film kepada anak-anak. Ketika tahap audisi Nia dan Ari mengatakan kebanyakan dari anak-anak mendaftar untuk menjadi pemain film.

"Anak-anak hanya lihat yang tampil kan. Yang di belakang layar nggak kelihatan. Dengan acara seperti ini, anak-anak jadi tahu pekerjaan di film nggak cuma aktor, tapi ada kameraman, sutradara, penulis, artistik, penata kostum," kata Ari. (*)

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013