Pasokan baja saat ini masih dirasakan kurang seiring dengan kemajuan industri nasional
Cilegon (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan kebutuhan baja nasional harus segera dipenuhi guna mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Peresmian pabrik baja hari ini wujud nyata untuk meningkatkan kapasitas industri baja nasional yang dipasok Krakatau Steel dan lainnya," kata Presiden saat acara peresmian pabrik baja terpadu Krakatau Posco di Cilegon, Banten, Senin.

Presiden mengatakan kerja sama yang terjalin erat antara Krakatau Steel dengan Posco merupakan investasi jangka panjang menuju Indonesia sebagai negara industri yang tangguh.

"Pasokan baja saat ini masih dirasakan kurang seiring dengan kemajuan industri nasional. Pemerintah terus mendorong Krakatau Steel sebagai penghasil produk baja lembaran," ujarnya.

Ia menambahkan, "PT Krakatau Posco insya Allah bisa meningkatkan kapasitas produksi baja. Kebutuhan baja nasional bisa segera dipenuhi dengan kemampuan produksi dalam negeri. Ini wujud nyata pengolaan produk nonmigas berbasis teknologi tinggi."

"Percepatan pembangunan ini untuk beri kontribusi pada sektor nonmigas secara berkelanjutan dan berketahanan. Kita juga ada industri pengolahan tambang, pengolahan produk pertanian hinggga teknologi canggih," kata Presiden.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono saat meresmikan Pabrik Baja Krakatau Posco.

Turut mendampingi Presiden, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Wagub Banten Rano Karno, Menteri BUMN Dahlan Iskan dan sejumlah pejabat lainnya. Juga hadir Wakil Menteri Perdagangan Korea Selatan dan Duta Besar Korea Selatan untuk RI.

PT Krakatau Posco adalah perusahaan gabungan antara Posco dan PT Krakatau Steel yang merupakan proyek investasi terbesar di Indonesia dengan total investasi 6 miliar dolar AS. Posco menguasai 70 persen saham dan PT Krakatau Steel sebesar 30 persen.

Proyek ini terdiri dari enam pabrik utama yaitu "Sinter Plant", "Coke Plant", "Blast Furnance", "Steel Making Plant", "Continuous Casting Plant" dan "Plate Mill" yang terbagi dalam dua tahap.

Tahap Pertama akan memiliki kemampuan kapasitas produksi sebesar 3 juta ton produksi per tahun, dan saat investasi kedua selesai akan mampu memproduksi 6 juta baja per tahun.

Berdasarkan data dari LPEM Universitas Indonesia pada 2010, dampak ekonomi investasi tahap I untuk area Cilegon,  akan memberikan nilai output sebesar 4,7 miliar dolar AS per tahun dan menyerap 63.000 tenaga kerja.

Untuk tingkat nasional akan memberikan nilai output sebesar 7 miliar dolar AS dengan penyerapan tenaga kerja 149.000 orang

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013