Kairo (ANTARA News) - Pemerintah Mesir yang didukung militer hari Rabu mengumumkan Ikhwanul Muslimin kubu Presiden terguling Mohamed Morsi sebagai sebuah kelompok teroris dan melarang semua kegiatannya, termasuk demonstrasi, kata sejumlah menteri setelah pertemuan kabinet.

Deputi Perdana Menteri Hossam Eissa mengatakan bahwa gerakan itu dinyatakan sebagai kelompok teroris, dan Menteri Solidaritas Sosial Ahmed al-Borei menyatakan pemerintah melarang semua kegiatannya, termasuk protes.

Keputusan itu akan mempercepat operasi penumpasan gerakan tersebut yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, sebagian besar militan, dalam bentrokan-bentrokan di jalan dan ribuan orang ditahan sejak penggulingan Morsi oleh militer pada Juli.

Menurut laporan AFP, keputusan itu disampaikan sehari setelah serangan bom mobil bunuh diri terhadap kantor polisi menewaskan 15 orang, yang diklaim oleh sebuah kelompok Sinai dan dikecam oleh Ikhwanul Muslimin.

Para pendukung Morsi, yang terus melakukan demonstrasi hampir setiap hari untuk menuntut pemulihan kekuasaannya, berjanji melanjutkan protes-protes damai.

Eissa mengatakan, pemerintah memutuskan akan "menghukum, sesuai dengan hukum, siapa pun yang menjadi anggota kelompok ini atau tetap menjadi anggotanya" setelah keputusan itu disahkan.

Mesir akan memberi tahu negara-negara Arab yang menandatangani perjanjian anti-terorisme 1998 mengenai keputusan tersebut, tambahnya.

(M014)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013