Jakarta (ANTARA News) - Ber mil-mil di bawah permukaan Bumi di mana tak ada cahaya atau air, organisme kecil susah payah mempertahankan keberadaanya.

Para peneliti mengaku hampir tak mengetahui penghuni kecil ini dan gagal mengembangbiakan bakteri di lab karena sulit memahami bagaimana bakteri bertahan hidup di lingkungan yang kekurangan energi seperti itu.

"Kami mengajukan pertanyaan yang sangat dasar, Siapa mereka? Apa yang mereka lakukan? Bagaimana mereka bisa di sana? Berapa banyak mereka di sana?," kata ilmuwan bumi dari Pusat Penyelidikan Biosfer Energi Hitam, Universitas Southern California, Jan Amend seperti dilansir LiveScience.

"Ini adalah pertanyaan yang sangat, sangat sederhana tetapi sangat fundamental, kami tidak tahu jawabannya," tambah dia.

Untuk menjawab pertanyaan ini, para ilmuwan memulai sensus untuk katalog kehidupan di bawah permukaan Bumi.

Selama beberapa dekade terakhir, para peneliti memeriksa komunitas mikroba di dasar laut dan secara bertahap ke bawah permukaan. Lebih dalam dan lebih dalam, para ilmuwan masih menemukan kehidupan.

Kehidupan terdalam sebelumnya adalah bakteri tinggal sekitar 3.2 kilometer di bawah permukaan tambang emas di Afrika Selatan.

Ahli mikrobiologi dari Oregon State University yang mengenalkan temuan dari sensus baru organisme pada awal bulan dalam pertemuan Uni Geofisika Amerika di San Fransisco, Rick Colwell, mengatakan bakteri dan arkeobakteri telah ditemukan di sedimen dalam ventilasi hidrotermal, danau subglasial, lumpur gunung berapi, air di kaki gunung dan banyak lingkungan lain.

Colwel mengatakan sekalipun hasil penemuan masih terlalu dini, mereka menemukan kehidupan di kedalaman sangat menakjubkan.

Bentuk kehidupan yang sangat mirip juga ditemukan dalam komunitas di lingkungan berbeda. Jadi, sekalipun evolusi memaksa mereka hidup di bawah tanah dengan cara yang sama atau mereka dekat dengan asal mula kehidupan.

Ahli geokimia dari Univeristas Postdam di Jerman, Jens Kallmeyer, mengatakan, penghuni yang tinggal dalam kegelapan hanya mereproduksi setiap beberapa bulan atau tahun dan memiliki metabolisme yang lambat dengan beberapa organisme bergerak setara hanya beberapa elektron per detik.

 "Kami tidak memahami bagaimana sebuah organisme dapat bertahan pada energi yang sedikit," ujarnya.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013