Pertemuan ini akan fokus pada reformasi Komisi Pemilihan Nasional dan pemilihan umum
Phnom Penh (ANTARA News) - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan pemimpin oposisi negara itu Sam Rainsy akan bertemu pada Kamis untuk membahas dan mencari solusi sengketa politik setelah pemilihan Juli, kata juru bicara pemerintah, Khieu Kanharith.

"Hari ini, Perdana Menteri Hun Sen sepakat untuk mengadakan pertemuan dengan Sam Rainsy, presiden Partai Penyelamat Nasional Kamboja pada 2 Januari di Majelis Nasional," katanya kepada wartawan, Senin.

Sengketa politik antara partai berkuasa Perdana Menteri Hun Sen dan partai oposisi Sam Rainsy telah berlangsung sejak hasil pemilu Juli menunjukkan partai yang berkuasa memenangkan mayoritas suara dengan 68 kursi parlemen berbanding 55 kursi untuk oposisi.

Pihak oposisi menolak untuk menerima hasilnya, mengklaim terjadi penyimpangan serius dan telah memboikot parlemen sejak saat itu.

Meskipun diboikot oposisi, parlemen partai yang berkuasa dibentuk pada 24 September untuk membentuk pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Hun Sen.

Sejak 15 Desember, Sam Rainsy telah mengadakan protes anti-pemerintah setiap hari dan telah menyebabkan ribuan pendukungnya turun ke jalan-jalan di ibukota Phnom Penh untuk menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Hun Sen dan pemungutan suara ulang.

Selain itu, sejak 25 Desember, Sam Rainsy bersama dengan pendukungnya telah menghasut puluhan ribu pekerja garmen untuk bergabung dalam protes anti-pemerintah dengan menjanjikan untuk melipatgandakan upah minimum mereka untuk 160 dolar AS jika pihaknya bekuasa.

Hun Sen mengatakan bahwa ia akan tidak mundur atau melakukan pemungutan suara ulang karena ia tidak melakukan kesalahan apa pun.

(Uu.H-AK)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013