PBB, New York (ANTARA News) - Utusan senior PBB di Republik Demokratik Kongo (DRC) mengutuk sekeras-kerasnya serangan yang dilakukan oleh pria bersenjata terhadap sejumlah lokasi strategis di negeri tersebut, kata juru bicara PBB, Selasa.

Martin Kobler, wakil khusus untuk Sekjen PBB, telah mencela serangan tersebut --yang dilancarkan pada Senin (30/12) terhadap markas Angkatan Bersenjata Kongo dan Perusahaan Televisi dan Radio Nasional, serta bandar udara internasional di Ibu Kota DRC, Kinshasa.

Bentrokan lain dilaporkan terjadi Kindu, Provinsi Maniema, dan Lubumbashi di Provinsi Katanga, sehingga menewaskan beberapa orang, termasuk tiga personel Angkatan Bersenjata Kongo, kata Misi Pemelihara Perdamaian PBB di DRC (MONUSCO).

Misi tersebut melaporkan sebanyak 100 orang diduga telah tewas dalam beberapa serangan, menurut laporan Xinhua laporan, Rabu pagi (WIB). Misi itu menyatakan sedang berusaha mengabsahkan informasi tersebut, kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky kepada wartawan dalam taklimat harian di Markas PBB, New York.

"Saat menyampaikan kembali keinginannya bagi diakhirinya serangan terhadap penduduk sipil, MONUSCO menyeru para pejabat Kongo agar segera menghentikan peristiwa yang patut disesalkan semacam itu sesuai dengan peraturan dan ketentuan undang-undang," kata Nesirky, yang membacakan siaran pers yang dikeluarkan oleh misi tersebut.

Misi itu juga telah menyeru Pemerintah DRC agar memberi keterangan mengenai serangan tersebut saat DRC menindak-lanjutinya melalui kerangka kerja hukum nasional, tambah Nesirky.

MONUSCO bertugas mendukung Pemerintah Kongo dan upaya mewujudkan perdamaian, termasuk membantu penyelenggaraan pemilihan umum, pemantauan pelanggaran hak asasi manusia dan dukungan bagi tindakan pemerintah terhadap kelompok bersenjata yang beroperasi di bagian timur negeri itu.

Pada Senin (30/12), pasukan keamanan DRC mematahkan satu gelombang serangan terkoordinasi di Kinshasa dan kota lain, dalam pertempuran seru yang menewaskan lebih dari 70 penyerang dan tiga prajurit, kata pemerintah.

Beberapa pemuda bersenjata yang diperkirakan sebagai pendukung seorang tokoh agama yang menjadi pesaing Presiden Joseph Kabila dalam pemilihan presiden tujuh tahun lalu menyerang stasiun televisi resmi, bandara internasional dan markas besar militer.

Seorang juru bicara pemerintah mengatakan lebih dari 70 penyerang tewas, 52 di antara mereka di Kinshasa, sementara tiga prajurit tewas dalam pertempuran di Kinshasa.

Juru Bicara Pemerintah Lambert Mende mengatakan melalui televisi pemerintah bahwa 39 orang ditangkap, termasuk dua orang yang cedera dan mendapat perawatan dokter sementara sembilan warga sipil juga cedera.

Menteri Pertahanan DRC Alexandre Luba Ntambo mengemukakan kepada wartawan situasi kini "telah dapat dikendalikan" dan penyelidikan sedang dilakukan, Xinhua melaporkan.

(C003)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014