Jakarta (ANTARA News) - Jumlah penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja sebagai perawat di Jepang berdasarkan program kerja sama pemerintah kedua negara mencapai 1.048 orang sejak 2008.

Deputi Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Agusdin Subiantoro di Jakarta, Jumat, menyebutkan 1.048 orang itu terdiri atas 440 orang perawat pasien di rumah sakit (nurse) dan 608 perawat jompo (careworker).

Penempatan TKI ke Jepang terjadi berdasarkan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BNP2TKI atas nama Pemerintah Indonesia dengan JICWELS (Japan International Corporation for Welfare Services) - yakni lembaga bentukan pemerintah Jepang yang membawahi program G to G penempatan TKI perawat - di Jakarta pada Mei 2008.

Program tersebut menindaklanjuti kesepakatan sebelumnya, antara Indonesia-Jepang Economic Partnership (IJEPA) yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe di Tokyo, Jepang, pada 20 Agustus 2007.

Agusdin merinci jumlah penempatan TKI perawat ke Jepang pada 2008 mencapai 208 orang (terdiri atas 104 nurse dan 104 careworker), pada 2009 sebanyak 362 orang (173 nurse dan 189 careworker), dan pada 2010 sebanyak 116 orang (39 nurse dan 77 careworker).

Kemudian pada 2011 sebanyak 105 orang (47 nurse dan 58 careworker), pada 2012 sebanyak 101 orang (29 nurse dan 72 careworker), dan pada 2013 sebanyak 156 orang (48 nurse dan 108 careworker).

Ia menambahkan bahwa peluang bekerja di Jepang cukup besar karena usia harapan hidup dan jumlah jompo di Jepang cukup tinggi, sedangkan generasi muda dan orang usia muda di Jepang dikenal sibuk sehingga mereka tidak sempat merawat para orang tuanya yang sudah lansia.

Banyak orang tua di Jepang dititipkan di panti-panti jompo.

Para TKI perawat yang akan bekerja ke Jepang dipersyaratkan mengikuti proses seleksi administrasi, tes kemampuan perawat, tes psikologi, mengikuti tes wawancara, Japanese quiz dan aptitude test oleh JICWELS, tes kesehatan, dan mengikuti proses penyelarasan dari calon pengguna.

"Bagi yang telah dinyatakan matching, mereka akan menjalani pelatihan bahasa Jepang selama enam bulan di Indonesia dan enam bulan di Jepang," katanya.

Agusdin mengatakan saat ini TKI perawat yang lulus Ujian Nasional Bahasa Jepang sebanyak 192 orang, terdiri atas 121 TKI careworker dan 71 TKI nurse.

"Jumlah TKI perawat yang lulus Ujian Nasional Bahasa Jepang ini lebih tinggi dibanding tenaga kerja perawat dari Filipina," katanya.

TKI perawat yang telah selesai kontraknya dan pulang kembali ke Indonesia saat ini sebanyak 410 orang, terdiri dari 237 TKI nurse dan 173 TKI careworker.


Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014