Jakarta (ANTARA News) - PT Kimia Farma (Persero) akan membangun sebanyak 100 unit klinik kesehatan sejalan dengan terbentuknya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mulai 1 Januari 2014 dalam rangka beroperasinya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

"Kimia Farma siap berinvestasi sekitar Rp30 miliar untuk tahun 2014, demi memperluas jaringan klinik dan apoteknya di seluruh Indonesia," kata Direktur Utama Kimia Farma, Rusdi Rosman, usai menjadi tuan rumah Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Jakarta, Kamis.

Menurut Rusdi, Kimia Farma siap membangun setidaknya 100-150 unit klinik agar pelaksanaan BPJS Kesehatan lebih efektif menyangkau semua masyarakat.

Saat ini ujarnya, Kimia Farma baru memiliki 200 klinik, dalam beberapa tahun ke depan diharapkan bisa terus meningkatkannya hingga sekitar 1.000 unit klinik di seluruh Tanah Air.

"Klinik Kimia Farma itu akan dikoneksikan dengan program pelaksanaan BPJS Kesehatan, sehingga lebih efisien dan efektif," ujar Rusdi.

Klinik Kimia Farma tersebut dibangun sendiri, namun bisa juga mengambilalih klinik-klinik lain.

"Biaya pembangunan klinik sudah disiapkan dari kas internal perusahaan," ujarnya.

Dengan demikian, tidak hanya pelayanan klinik kesehatan, namun Kimia Farma juga bisa berkontribusi memasok obat-obatan terutama obat generik bagi klinik-klinik independen.

Ia menjelaskan, pada tahun 2013 penyediaan obat generik Kimia Farma mencapai sekitar Rp350 miliar, diharapkan pada 2014 bisa mencapai Rp800 miliar.

Meski begitu, Rusdi mengakui margin dari obat generik sangat terbatas, sehingga kontribusinya terhadap total penjualan tidak terlalu besar atau hanya di bawah 10 persen.

Rusdi menambahkan, dengan terselenggaranya BPJS Kesehatan maka diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan ke depan.

Pada 2014 laba bersih Kimia Farma dipatok sebesar Rp247 miliar, adapun pendapatan bisa tumbuh sekitar 14 persen dari tahun sebelumnya.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014