Mereka berkomitmen untuk berinvestasi 12 miliar dolar AS untuk pengembangan lapangan gas di Selat Makassar,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan Chevron Indonesia Company berkomitmen untuk meningkatkan investasi dalam pengembangan proyek gas laut dalam di Selat Makassar senilai 12 miliar dolar AS.

"Mereka berkomitmen untuk berinvestasi 12 miliar dolar AS untuk pengembangan lapangan gas di Selat Makassar," ujarnya seusai menerima kunjungan Presiden Chevron Asia Pasific Exploration & Production Company Melody Meyer di Jakarta, Kamis.

Hatta mengatakan pengembangan lapangan gas di Selat Makassar diharapkan dapat menghasilkan produksi gas sebanyak 1.000 MMSCFD per hari dan mendukung peningkatan lifting gas yang bermanfaat bagi perekonomian nasional.

"Memang masih ada beberapa kendala dalam pembangunan, kita akan memangkas perizinan yang berbelit-belit dan ketidakpastian yang panjang. Semua itu tata kelola dan prosesnya harus benar serta memberikan kepastian," katanya.

Proyek laut dalam di Selat Makassar diperkirakan mempunyai cadangan gas sebesar 2,3 triliun kaki kubik (MMSCFD) dan terdapat lima lapangan gas yang telah dikembangkan yaitu Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang.

Selain itu, Hatta meminta Chevron Pacific Indonesia untuk menjaga produksi minyak agar tidak menurun di lapangan Minas dan Lapangan Duri, Riau, melalui implementasi proyek percobaan (pilot project) teknologi surfactant flooding.

"Produksi minyak kita sepertinya terus menurun, tidak tercapai dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, saya minta Chevron sebagai penyumbang lifting terbesar, untuk bisa meningkatkan produksi, paling tidak menahan laju penurunan secara alamiah," katanya.

Hatta mengatakan tahun 2014 merupakan tantangan besar dari sektor migas untuk menjaga produksi energi, padahal konsumsi migas selalu meningkat akibat pertumbuhan industri otomotif yang terus terjadi.

"Konsumsi BBM yang subsidi maupun non subsidi akan meningkat delapan persen, padahal produksi menurun dan ada kelambatan dalam membangun refinery. Agar defisit neraca migas tidak terjadi, kita tidak boleh gagal menggunakan biodiesel pada 2014," ujarnya. (*)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014