Jakarta (ANTARA News) - Mungkin kita pernah menyaksikan beragam foto atau video tentang hewan-hewan jinak di Kepulauan Galapagos, Samudera Pasifik.

Sebuah tempat yang pernah dijadikan Charles Darwin dalam menggagas teori revolusi. 

Teori revolusi yang digagas Darwin meyakini suatu organisme akan mengalami perubahan struktur, fungsi dan  perilaku dalam keadaan lingkungan berbeda.

Setelah 150 tahun penelitian Darwin, tim peneliti dari Universitas California Riverside, Univesitas Indiana, Universitas Purdue, serta Universitas Fort Wayne and George Washington, mempublikasi sebuah studi yang menunjukkan bahwa kadal pulau lebih jinak ketimbang kadal darat.

"Studi yang kami lakukan mengkonfirmasi observasi Darwin dan sejumlah anekdot tentang kejinakan hewan pulau," kata Theodore Garland, professor biologi dari Universitas California Riverside seperti dikutip dari laman sciencedaily.com.

"Pandangan Darwin sekali lagi terbukti benar dan tetap menjadi sumber penting serta inspirasi bagi peneliti biologi saat ini," kata dia. 

Studi yang dilakukan Garland dan koleganya dapat dilihat melalui dunia maya dalam situs Proceedings of the Royal Society B.

Mereka juga akan mempublikasikan studinya dalam sebuah jurnal bulan depan. 

Dalam penelitiannya itu para peneliti menganalisa spesies kadal pulau dan kadal darat dari lima benua baik di atlantik, lautan pasifik, serta Laut Karibia dan Mediterania. 

Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa teori hewan pulau lebih jinak memang benar.

Semakin jauh pulau itu dari daratan, maka kadal semakin jinak dan mudah didekati.

"Teori Darwin tentang kecilnya kemungkinan organisme melarikan diri saat berada di pulau, terjadi pula terhadap kadal yang tersebar di benua dan kepulauan," ujar Garland. 

Menurut dia, respon hewan melarikan diri berkurang di dalam pulau, karena langkanya pemangsa di sana.
 

Penerjemah: Rangga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014