Pak Zainudin itu memberi tahu saya bahwa Pilgub Jatim itu gawat, apanya yang gawat lha wong 71.026 saksi semua sudah tanda tangan, sudah clean fairness begitu"
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo membantah ada pembicaraan dengan Ketua DPD Golkar Jawa Timur Zainudin Amali mengenai rencana suap dalam sengketa Pilkada Jawa Timur senilai Rp10 miliar kepada Ketua Mahkamah Konstitusi saat itu Akil Mochtar.

"Pak Zainuddin tidak menyampaikan itu (Rp10 miliar) kepada saya, tapi saya (merasa) tidak ada permasalahan karena Pak Zainudin juga tidak menanyakan, semua fakta hukum tidak ada," katanya setelah menghadiri rapat koordinasi terkait optimalisasi tugas pemerintahan tanpa korupsi di Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu.

Soekarwo mengakui ada pertemuan dengan Zainudin pada 2 Oktober 2013 sekitar pukul 11.00 WIB di Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Jalan Pasuruan, Jakarta Pusat.

"Pak Zainudin itu memberi tahu saya bahwa Pilgub Jatim itu gawat, apanya yang gawat lha wong 71.026 saksi semua sudah tanda tangan, sudah clean fairness begitu," katanya.

Soekarwo mengakui baru mengetahui ada dugaan permintaan uang senilai Rp10 miliar oleh Akil di media massa empat hari yang lalu.

"Baru empat hari lalu saya print, terus sama teman-teman wartawan di Jawa Timur juga diwawancarai. Saya diberi tahu wartawan Jatim bahwa Pak Akil minta uang Rp10 miliar kalau pingin Pilgub Jatim menang," katanya.

Dia mengklaim sejumlah saksi di persidangan tidak ada yang memberatkannya, termasuk bantuan sosial dan hibah.

Akil diduga meminta uang untuk memenangkan Pilkada Jatim kepada pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf yang disampaikan oleh tim suksenya Zainudin Amali sehari sebelum Akil tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2 Oktober 2013.

Menurut Zainudin, jika dana tersebut tidak disediakan, maka Soekarwo-Saifullah terancam kalah dalam gugatan sengketa hasil Pilkada Jawa Timur di MK melawan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja beberapa waktu lalu.

"Permintaan itu disampaikan kepada Soekarwo melalui saya, tapi saat itu Soekarwo menolak karena dia yakin fakta hukum menunjukkan dia menang," kata Zainudin.

Soekarwo-Saifullah Yusuf memenangi Pilkada Jatim dengan memperoleh 8.195.816 suara atau 47,25 persen, sementara Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja meraih 6.525.015 suara atau 37,62 persen.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014