Pelabuhan adalah fasilitas vital yang tidak boleh terhenti untuk memberikan pelayanan kepada publik. Karena itu kami akan tetap beroperasi seperti biasa untuk memberikan pelayanan kepelabuhanan yang terbaik,"
Jakarta (ANTARA News) - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II menyatakan aktivitas operasional Pelabuhan Tanjung Priok tidak terganggu dengan ancaman aksi mogok kerja yang dilakukan oleh Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia (SPPI).

"Pelabuhan adalah fasilitas vital yang tidak boleh terhenti untuk memberikan pelayanan kepada publik. Karena itu kami akan tetap beroperasi seperti biasa untuk memberikan pelayanan kepelabuhanan yang terbaik," kata Direktur Utama Pelindo II Richard Jose Lino di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, kegiatan orasi yang dilakukan SPPI di depan Kantor Kepanduan Pelabuhan Tanjung Priok tidak mengganggu kegiatan bongkar muat.

Ia mengemukakan bahwa kegiatan operasional di Terminal 1 dan 2 Pelabuhan Tanjung Priok terpantau berjalan normal. Sepanjang Kamis (16/1) ini, Pelindo Cabang Tanjung Priok melayani empat kapal kontainer yang masuk ke Terminal 1 dan 2.

Sedangkan tercatat pula terdapat 11 kapal yang keluar dan 7 kapal yang pindah dermaga. Total kapal yang dilayani oleh Pelindo II Cabang Tanjung Priok hingga Kamis sore sebanyak 22 kapal.

Selain Terminal 1 dan 2, kegiatan operasional juga dilaporkan tampak aktif di terminal milik Jakarta International Container Terminal serta Terminal Peti Kemas Koja.

Sementara itu, Ketua Komisi Tetap Logistik Bidang Regulasi dan SDM Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Akbar Djohan mendesak Kementerian BUMN untuk segera mengatasi berbagai persoalan di Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan urat nadi perekonomian.

"Pelabuhan Priok yang menjadi urat nadi perekonomian seharusnya tidak mengalami gangguan layanan yang berulang-ulang," kata Akbar Djohan.

Menurut dia, saat ini situasi layanan berpotensi tidak kondusif ketika sektor logistik tengah terimbas pelemahan rupiah yang berdampak kepada biaya operasional.

Selain itu, lanjutnya, hal itu juga diperberat dengan masih tingginya waktu bongkar muat kontainer ("dwelling time") yang belum mencapai ideal, dan kini dihadapkan pada situasi layanan yang berpotensi tidak kondusif akibat aksi mogok lanjutan Serikat Pekerja PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II mulai Kamis (16/1) pagi hingga Jumat (17/1).

"Jika Pemerintah peduli, khususnya Kementerian BUMN untuk menyelesaikan kekisruhan di internal manajemen, tentu persoalan ini tidak akan dibiarkan berlarut-larut," ucapnya.

Akbar mengingatkan bahwa khusus pelabuhan Tanjung Priok, kegiatan ekspor dan impor Indonesia mayoritas berasal dari pelabuhan tersebut.

Menurut dia, bila persoalan kisruh internal Priok tidak segera diselesaikan bakal dapat menimbulkan ketidakpercayaan para pengguna jasa pelabuhan dan akan berdampak lebih buruk lagi bagi perekonomian nasional.

(M040/Z003)

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014