Surabaya (ANTARA News) - Polisi bersenjata lengkap berjaga di sekitar rumah terduga teroris, Selasa pagi, usai penangkapan dan penggeledahan oleh Densus 88 di Jalan Tanah Merah Sayur I Surabaya.

Pantauan di lokasi, rumah tersebut juga masih diberi garis polisi, sedangkan ratusan warga memadati rumah yang ditempati terduga teroris berinisial M tersebut.

Polisi sesekali meminta warga untuk tidak mendekat dan melihatnya dari jarak agak jauh.

Selain dari Polda Jatim, aparat dari Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan Polsek Kenjeran terlihat berjaga-jaga mulai dari rumah hingga pintu masuk kampung yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari Jembatan Suramadu.

Salah satu warga, Suwadi, mengaku tidak menyangka tetangganya terduga teroris dan menjadi incaran Densus 88.

"Orangnya memang pendiam, tapi kalau bertemu tetangga selalu mengucapkan salam. Kami tidak ada pikiran dia menjadi incaran polisi dan diduga terlibat jaringan teroris," katanya.

Senin malam lalu Densus 88 menangkap dua orang terduga teroris di kawasan SPBU Kedung Cowek, Kenjeran, Surabaya, masing-masing berinisial M dan R.

Polisi yang sudah memantau sejak lama langsung meringkus keduanya tanpa perlawanan. Kemudian, aparat menggeledah rumah dan menemukan sejumlah rangkaian bom, dua tabung besi sepanjang 20 cm dan diameter 5 cm.

Tabung tersebut berisi paku yang disusun tiga shaf, ditutup lakban dan dihubungkan dengan switching dan timer. Selain itu, Densus 88 juga menemukan buku-buku dan bendera warna hitam.

"Dari pengakuan kedua terduga teroris saat diperiksa tim Densus 88 bahwa mereka merupakan jaringan Santoso dari Poso yang hendak meledakkan sejumlah pos polisi dan kantor polisi di sini," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Awi Setiyono.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Unggung Cahyono di lokasi kejadian mengaku telah mendalami keterkaitan kedua terduga teroris dan bahan peledak yang disita Densus 88 itu dengan ledakan bom di ATM Bank Mandiri di Karangploso, Malang, beberapa waktu lalu.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014