Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa mengatakan bahwa pemulihan ekonomi global menguat, karena negara-negara bergerak menjauh dari penghematan anggaran dan sistem keuangan membaik.

IMF meningkatkan estimasinya untuk pertumbuhan dunia tahun ini sedikit menjadi 3,7 persen, setelah memperkirakan tumbuh 3,0 persen pada 2013, sementara memperingatkan bahwa "rebound" ekonomi dunia masih "lemah dan tidak merata".

Ini adalah pertama kalinya dalam hampir dua tahun, IMF merevisi prakiraan pertumbuhannya naik: kondisi lebih kasar dari yang diharapkan telah memaksa mengulang penurunan prediksinya.

"Alasan dasar di balik pemulihan kuat adalah bahwa rem ke pemulihan secara progresif sedang mengendur," kata kepala ekonom IMF Olivier Blanchard, dalam penilaian terbaru ekonomi global IMF.

"Penarikan dari konsolidasi fiskal berkurang. Sistem keuangan secara perlahan-lahan membaik. Ketidakpastian menurun," katanya.

Namun, ia menambahkan, ada perbedaan yang signifikan antara Amerika Serikat, di mana pertumbuhan terlihat "semakin kuat", dan Eropa, di mana pertumbuhan masih lemah dan bahkan lebih lemah di negara-negara lingkar selatan zona euro.

Blanchard menambahkan bahwa pengangguran "masih terlalu tinggi" di sebagian besar negara-negara maju.

Tetapi IMF melihat ekspansi ekonomi terus mengalami percepatan memasuki tahun depan, ketika pertumbuhan global akan mencapai 3,9 persen.

Sebagian besar kenaikan akan datang dari negara-negara maju karena negara-negara berkembang -- yang telah menjadi sumber kekuatan selama tahun-tahun krisis 2008-2011 -- mereka dipaksa melakukan restrukturisasi untuk mengatasi arus keluar modal dan berkurangnya daya saing.

Di antara negara-negara maju, IMF melihat pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2,8 persen tahun ini, kawasan euro tumbuh pada 1,0 persen , dan Jepang sebesar 1,7 persen.

Semakin cepat pertumbuhan di negara maju akan membantu negara-negara lainnya, merangsang permintaan untuk ekspor mereka, kata IMF.

Di antara negara-negara berkembang terbesar, IMF memperkirakan bahwa China akan tumbuh 7,5 persen, India 5,4 persen, Rusia 2,0 persen dan Brazil 2,3 persen.

Dengan pengecualian dari China, permintaan domestik masih lemah dan tantangan di banyak negara berkembang, karena kondisi keuangan global perlahan-lahan mengetat.

Tetapi banyak dari negara-negara juga menghadapi kebijakan atau ketidakpastian politik, termasuk hambatan untuk kegiatan ekonomi, "karena keduanya membebani investasi khususnya," kata Dana.

IMF mengatakan bahwa kekhawatiran utama adalah deflasi di negara maju. Amerika Serikat, Eropa dan Jepang semua bergulat dengan inflasi rendah yang tidak nyaman, yang, bersama dengan pengangguran yang tetap tinggi, telah memaksa bank sentral melanjutkan program stimulus kuat.

"Jika harapan orang-orang inflasi ke depan bergerak turun, inflasi aktual bisa berubah bahkan lebih rendah dari yang diproyeksikan. Itu akan meningkatkan beban utang riil dan menaikkan suku bunga riil, menghambat pertumbuhan," kata IMF dikutip AFP.

(SYS/A026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014