Kita bisa unggul jika mampu memanfaatkan berbagai potensi untuk menjadi komoditas perdagangan internasional,"
Medan (ANTARA News) - Bangsa Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah tidak perlu alergi dengan perdagangan bebas dan bersaing dengan dunia internasional.

Dalam debat terbuka di halaman Istana Maimun Medan, Rabu malam, peserta konvensi Capres Partai Demokrat Dino Patti Djalal mengatakan, alergi itu harus dihilangkan karena memiliki berbagai potensi untuk bersaing di dunia internasional.

Sebuah bangsa yang takut dengan persaingan internasional justru dianggap akan mengalami kemunduran karena tidak memiliki kesempatan untuk memperkenalkan keunggulannya.

Namun, dalam menghadapi perdagangan bebas tersebut, Indonesia harus mempertimbangkan nilai surplus dari perdagangan yang dijalani dengan negara tertentu.

"Kita bisa unggul jika mampu memanfaatkan berbagai potensi untuk menjadi komoditas perdagangan internasional," kata mantan Dubes RI untuk AS itu.

Optimisme bangsa Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas tersebut sebagai bagian dari globalisasi juga disampaikan peserta konvensi lainnya yakni Endriartono Sutarto

"Globalisasi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Namun semua terserah kita, mau menjadi korban atau mengambil peran," kata mantan Panglima TNI tersebut.

Sementara itu, peserta konvensi Anies Baswedan mengatakan, perdagangan bebas tersebut harus bisa dimanfaatkan sebagai wadah untuk berintegrasi dengan negara lain.

Untuk mendapatkan manfaat dari perdagangan bebas tersebut, bangsa Indonesia harus mampu memaksimalkan pengembangan berbagai potensi nasional, terutama di sektor pertanian.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah pengembangan dan pembenahan infrastruktur agar pengembangan berbagai potensi bangsa itu dapat dimaksimalkan.

Sedangkan Ketua DPR RI Marzuki Alie menganggap perdagangan bebas dalam era globalisasi tersebut merupakan proses berkompetisi dengan negara internasional.

"Kuncinya adalah keunggulan. Kalau kita unggul, tidak perlu khawatir dengan kompetisi," katanya.

Dengan keunggulan, perdagangan bebas tersebut justru akan menjadi kesempatan. "Kalau tidak (unggul), globalisasi bakal menjadi ancaman," kata Marzuki. (*)

Pewarta: Irwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014