Ini tidak dapat diterima
Quito (ANTARA News) - Presiden Ekuador Rafael Correa pada Rabu mengatakan bahwa dia akan meminta Amerika Serikat untuk menarik personel militer yang ditugaskan di kantor kedutaan Quito.

Correa menyatakan bahwa jumlah personel militer Amerika Serikat di Ekuador terlalu besar. Dia baru menyadari hal tersebut saat mengetahui bahwa empat tentara Amerika Serikat turut serta di dalam helikopter Ekuador yang terbang di perbatasan Kolombia pada Oktober tahun lalu.

"Saat itulah kami menyadari hal ini, bahwa terdapat hampir 50 personel militer Amerika Serikat. Ini tidak dapat diterima," kata dia kepada para wartawan.

Correa yang sejak lama melawan "imperialisme" Amerika Serikat, menyatakan bahwa Quito telah melakukan "tindakan yang diperlukan" untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Sementara itu juru bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Quito, Jeffrey Weinshenker mengatakan bahwa negaranya sampai saat ini belum menerima "pemberitahuan resmi" terkait permintaan Ekuador.

Dia mengatakan bahwa jumlah pegawai dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat di kedutaan adalah sekitar 20 orang.

"Semua aktivitas yang kami lakukan telah mendapatkan persetujuan dari Ekuador," kata Weinshenker.

Correa sendiri dikenal sebagai presiden yang sering mengkritisi Amerika Serikat sejak berkuasa pada 2007 lalu.

"Memang terdapat ketegangan (di antara kedua negara), terdapat saling tidak percaya," kata Correa.

"Kami bukan negara anti Amerika Serikat, namun kami akan terus mengecam standar ganda dalam politik internasional. Kami juga tidak akan mengkompromikan prinsip ini jika pun hal itu akan memperburuk hubungan kami dengan mereka," kata dia.

Di sisi lain, Amerika Serikat telah berulang kali mempertanyakan hubungan Correa dengan Iran, keputusannya memberi suaka pada pendiri WikiLeaks Julian Assange, dan hubungan buruk presiden dengan pers.

Pada 2009 lalu, Correa menolak memperpanjang kerja sama dengan Amerika Serikat di bidang operasi anti-obat terlarang di Ekuador.

Dia juga mengkritik bantuan CIA kepada Kolombia saat melakukan serangan kepada gerilyawan FARC di perbatasan Ekuador pada 2008.

Badan Amerika Serikat untuk Pembangunan Internasional mengakhiri tugasnya di Ekuador setelah gagal mencapai kesepakatan dengan pemerintah, yang menuduh organisasi tersebut telah mendanai kelompok oposisi.

(G005)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014