Dunia akan menertawakan kita jika Inter-Tabac itu dilaksanakan di Bali. Sebagian besar negara di dunia menolak, jika kita yang telah memiliki Perda anti rokok dipakai lokasi acara itu, apa kata dunia."
Denpasar (ANTARA News) - Sejumlah profesional kesehatan masyarakat serta pemimpin dari berbagai negara menyerukan agar Pemerintah Indonesia melarang dan menghentikan pameran perdagangan internasional untuk produk tembakau dan aksesoris merokok.

"Dunia akan menertawakan kita jika Inter-Tabac itu dilaksanakan di Bali. Sebagian besar negara di dunia menolak, jika kita yang telah memiliki Perda anti rokok dipakai lokasi acara itu, apa kata dunia," kata Pengurus Jaringan Pengendalian Tembakau Bali Titik Suhariyati di Kuta, Kabupaten Badung, Jumat.

Ia mengatakan sejumlah perwakilan dari Indonesia, Kamboja, India, Myanmar, Nepal, Timor Leste, Amerika Serikat dan Vietnam mengharapkan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Provinsi Bali melarang perusahaan yang berbasis di Jerman, yaitu Inter-Tabac yang ingin mempromosikan perdagangan tembakau di Indonesia dan Asia melalui Inter-Tabac Asia yang rencananya diselenggarakan pada 27-28 Februari 2014.

Sementara Profesional Kesehatan Masyarakat dari Universitas Udayana Denpasar dr Putu Ayu Swandewi Astuti bersama Made Kerta Duana menyatakan organisasi kesehatan dunia (WHO) menjelaskan setiap tahunnya tembakau menyebabkan enam juta kematian di seluruh dunia, kebanyakan dari mereka berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah.

"Di Indonesia 200.000 orang tiap tahunnya meninggal dunia akibat tembakau. Inter-Tabac Asia menargetkan masyarakat Indonesia sebagai pelanggan yang mereka sukai," katanya.

Made Kerta Duana menambahkan saat ini banyak negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, mengalami peningkatan besar pada penyakit tidak menular, yang sebagian besar seperti kanker, penyakit jantung dan pernapasan telah dihubungkan dengan penggunaan tembakau.

"Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan 67,4 persen pria dan 4,5 persen wanita Indonesia saat ini menggunakan tembakau, yang menempatkan mereka pada populasi dengan tingkat merokok tertinggi di dunia," ujarnya.

Dikatakannya Jaringan Pengendalian Tembakau dari berbagai negara menegaskan bahwa dilaranganya Inter-Tabac yang berbasis di Jerman untuk mempromosikan produk tembakau di Indonesia mereka lakukan demi melindungi dan menjaga kesehatan, kesejahteraan dan kehidupan semua penduduk Indonesia.

"Tindakan sebuah organisasi yang berpotensi merugikan bangsa dan negara harus kita larang melaksanakan kegiatannya," katanya. (I020/Z003)

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014