Sementara itu latar belakang partai yang mengusung dianggap tidak terlalu perlu diketahui publik (4,3 persen),"
Jakarta (ANTARA News) - Survei Pol-Tracking Institute menyebutkan masyarakat menginginkan figur calon presiden yang mampu mengatasi masalah ekonomi dan kesejahteraan.

"Sebanyak 46,54 persen responden menginginkan capres yang mampu mengatasi masalah ekonomi dan kesejahteraan," kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yudha dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu.

Dia mengatakan publik juga menginginkan sosok capres yang mampu menegakkan hukum dan pemberantasan korupsi. Hal itu menunjukkan responden menginginkan capres yang memiliki kemampuan paling penting dibandingkan kemampuan menyelesaikan persoalan lain.

"Keinginan mengatasi masalah keamanan hanya 4,25 persen, mengatasi masalah HAM (1,75 persen), mengatasi masalah kerusakan lingkungan (1,08 persen), dan tidak tahu atau tidak menjawab (6,34 persen)," ujarnya.

Dia menilai kemampuan capres di bidang lainnya walaupun tetap dibutuhkan namun tidak dipandang publik lebih krusial dibandingkan dua kemampuan capres teratas.

Sementara itu Hanta juga menjelaskan dalam survei itu disebutkan bahwa karakter capres bersih/jujur mempunyai nilai urgensi paling tinggi sebesar 59,7 persen.

Selain itu, menurut dia, karakter peduli dan dekat dengan rakyat (57,7 persen), karakter tegas dan berani (54,4 persen), karakter capres berpengalaman (49,8 persen), dan capres berkarakter visioner (49,3 persen).

"Sedangkan karakter berpenampilan menarik hanya 25,7 persen sehingga itu bukan sebuah karakter yang terlalu penting," katanya.

Hasil itu, menurut dia, pada dasarnya menunjukkan semua karakter penting dan tidak berusaha membandingkan antarkarakter capres.

Hanta juga menjelaskan informasi yang perlu diketahui masyarakat tentang capres yaitu terkait visi, misi, program yang ditawarkan sebesar 37,6 persen dan rekam jejak serta pengalaman capres (31 persen).

"Sementara itu latar belakang partai yang mengusung dianggap tidak terlalu perlu diketahui publik (4,3 persen)," ujarnya.

Dia menilai capres perlu menyampaikan visi-misi, program kerja yang matang, serta rekam jejak pengalaman untuk disosialisasikan ke pemilih secara masif.

Penelitian itu dilakukan pada 16-23 Desember 2013 di 33 Provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang.

Tingkat kesalahan atau "margin error" survei itu sebesar 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 96 persen dan penarikan sampel menggunakan metode multi-stage random sampling.

Responden minimal berumur 17 tahun atau sudah mempunyai hak pilih pada saat survei.

(I028/I007)

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014