Parpol yang berpeluang besar membentuk poros koalisi dengan peluang besar pada PDI Perjuangan dan Golkar, sementara Gerindra dan Demokrat punya peluang namun tidak terlalu besar,"
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Pol-Tracking Institute Hanta Yudha menilai ada empat partai politik berpeluang membuat poros koalisi karena perolehan suaranya tinggi.

"Parpol yang berpeluang besar membentuk poros koalisi dengan peluang besar pada PDI Perjuangan dan Golkar, sementara Gerindra dan Demokrat punya peluang namun tidak terlalu besar," kata Hanta dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu.

Penjelasan Hanta berdasarkan peta perolehan suara parpol dan capres, empat figur teratas dan potensi konstelasi politik antar-partai maka Gerindra dengan figur Prabowo dan Hanura dengan Wiranto berpotensi menjadi poros koalisi.

Hal itu menurut dia karena elektabilitas figur melebihi partai selalin dua partai kuat yaitu PDI Perjuangan dengan Jokowi dan Golkar dengan Aburizal Bakrie.

"Di luar nama itu masih terbuka peluang pada cawapres sehingga sangat mungkin muncul dari kalangan pimpinan partai, profesional, dan kepala daerah potensial menampingi nama-nama tersebut," ujarnya.

Hanta menjelaskan dalam surveinya elektabilitas partai tanpa simulasi pemilu, PDI Perjuangan memperoleh suara 22 persen, Golkar 15,9 persen, Gerindra 8,7 persen, Demokrat 7,9 persen, dan PKB 4,6 persen. PPP 4,5 persen, Hanura 4,3 persen, PKS 3 persen, PAN 2,7 persen, Nasional Demokrat 2,5 persen, PBB dan PKPI dibawah 1 persen.

"Artinya ada dua partai yang konstan dua digit dengan posisi ketiga diperebutkan Gerindra dan Demokrat yang mempunyai jarak elektabilitas tidak terlalu jauh," katanya.

Sementara figur Joko Widodo memimpin elektabilitas sebesar 37 persen, Prabowo 10,3 persen, Aburizal Bakrie 5,9 persen, dan Wiranto 5,42 persen.

Namun apabila Jokowi tidak maju maka Prabowo diuntungkan yaitu 19,18 persen, Megawati Soekarnoputri 15,26 persen, Aburizal Bakrie 13,76 persen, dan Wiranto 11,34 persen.

Dalam survei itu juga disebutkan apabila Jokowi maju sebagai capres maka partai yang berpeluang lolos parlementary treshold 3,5 persen yaitu PDI Perjuangan 30,78 persen, Golkar 12,34 persen, Gerindra 6,51 persen, dan Demokrat 4,67 persen.

Sementara itu partai yang kurang berpeluang menembus PT namun mendapatkan suara diatas 3 persen yaitu PPP 3,42 persen, PKB 3,25 persen, Hanura 3,09 persen, dan Nasdem 3,09 persen.

Namun apabila Jokowi tidak maju sebagai capres sedikitnya ada tujuh partai berpeluang lolos ke parlemen PDI Perjuangan 18,8 persen, Golkar naik menjadi 15,8 persen, Gerindra naik menjadi 7,6 persen, Demokrat naik menjadi 5,6 persen. Selain itu PPP 4 persen, PKB 4 persenm Hanura 3,92 persen.

"Artinya dengan skenario ini merugikan PDI Perjuangan namun menguntungkan hampir semua partai akibat limpahan suara pemilih PDI Perjuangan ketika Jokowi menjadi capres," katanya.

Penelitian itu dilakukan pada 16-23 Desember 2013 di 33 Provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang.

Tingkat kesalahan atau "margin error survei itu sebesar 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 96 persen dan penarikan sampel menggunakan metode multi-stage random sampling.

Responden minimal berumur 17 tahun atau sudah mempunyai hak pilih pada saat survei.

(I028/Z003)

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014