Medan (ANTARA News) - Perum Bulog Sumut menegaskan jumlah penerima beras warga miskin (raskin) di daerah itu pada tahun ini tidak mengalami perubahan dari 2013 atau sebanyak 746.220 rumah tangga sasaran.

"Jumlah pagu beras untuk RTS ( rumah tangga sasaran) di kabupaten/kota Sumut itu sudah ditetapkan Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho, 17 Januari lalu dan tidak ada perubahan, " kata Humas Bulog Sumut, Rudy Adlyn di Medan,Minggu.

Selain jumlah penerima RTS-nya tidak berubah, jumlah alokasi per bulannya juga tidak tetap atau 15 kg per bulan.

"Bulog sudah meminta pemerintah kota/kabupaten untuk segera mengajukan SPA (surat permintaan alokasi) raskin agar bisa disalurkan segera," katanya.

Diakui, hingga akhir Januari ini, penyaluran raskin masih hanya ke Kabupaten Karo.

Itupun, kata dia karena kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemkab Karo menyusul di daerah itu sedang ada bencana.

Penyaluran raskin di Karo yang diallukan tanggal 21 Januari sudah mencapai 183.915 kilogram

"Bulog siap menyalurkan raskin apalagi stok cukup aman,"katanya.

Stok beras Bulog dewasa ini ada 70ribuan ton yang bisa untuk kebutuhan hampir enam bulan ke depan.

Alokasi raskin di Sumut setiap bulannya sebesar 11.193.300 kg.

Penyaluran raskin di Sumut tahun lalu mendekati 100 persen.

Anggota DPD IR utusan Sumut, Parlindungan Purba menyebutkan, alokasi Raskin yang tetap itu dipertanyakan karena data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah warga miskin di Sumut bertambah pada tahun lalu dampak terjadi krisis global.

"Harus ada evaluasi alokasi raskin agar tidak menjadi kecemburuan sosial di tengah masyarakat.Pemerintah Pusat diminta melakukan kajian ulang,"katanya.

Selain itu, ujar Parlindungan, penyaluran raskin harus diperlancar apalagi awal tahun ini rata-rata panen petani belum maksimal dan ada bencana alam terjadi seperti di Karo.

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis BPS Sumut, Ateng Hartono, mengakui Jumlah penduduk miskin di Sumut bertambah atau mencapai 1.390.800 orang hingga September 2013 dipicu antara lain tingginya inflasi.

"Ada kenaikan penduduk miskin sejumlah 51.600 orang di September dari bulan Maret 2013 yang masih 1.339.200 orang,"kata Ateng.

Pertambahan penduduk miskin di Sumut terjadi di pedesaan dan perkotaan.

Di pedesaan penduduk miskin bertambah sebanyak 16.500 orang atau menjadi 701.600 orang dan di perkotaan naik 35.100 orang hingga mencapai 689.200 orang.

Dia menjelaskan, pada September garis kemiskinan di Sumut secara total sebesar Rp311.063 per kapita per bulan, dimana di perkotaan Rp330.517 dan di pedesaan sebesar Rp292.186 .

"Dengan bertambahnya jumlah penduduk miskin, maka persentase kemiskinan juga meningkat atau mencapai 10, 39 persen dari jumlah penduduk provinsi,"katanya.

Menurut Ateng, kenaikan angka kemiskinan itu antara lain dipicu tingginya inflasi atau mencapai 11,87 persen di periode Maret hingga September.

Inflasi yang tinggi memicu melemahnya daya beli.

Kemiskinan semakin terpicu karena nilai tukar petani yang menurun dampak harga ekspor komoditas yang tren menurun.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014