Washington (ANTARA News) - Google Kamis WIB ini mengumumkan telah menandatangani kesepakatan penjualan unit smartphone-nya yang menghadapi kesulitan, Motorola, kepada raksasa IT China Lenovo seharga 2,91 miliar dolar AS.

"Lenovo punya kepakaran dan rekam jejak untuk membesarkan Motorola Mobility menjadi pemain besar dalam ekosistem Android ," kata Kepala Eksekutif Google Larry Page dalam pernyataan bersama mengenai kesepakatan itu seperti dikutip AFP.

Bos Lenovo Yang Yuanqing menyebut akuisisi ini "akan segera membuat Lenovo menjadi pesaing global yang kuat dalam (industri) smartphone. Kami akan segera memiliki peluang menjadi pemain global yang kuat dalam ruang mobil yang tumbuh cepat ini."

Langkah ini ditempuh setelah akuisisi besar-besaran Google yang menelan investasi 12,5 miliar dolar AS yang diumumkan tahun 2011 dan difinalisasi pada 2012.

Bahkan ketika dalam kendali Google sekalipun, Motorola gagal meraup untung dari pasar smartphone yang tumbuh demikian cepat dan didominasi Samsung dan Apple tersebut.

Karena menderita rugi, Google men-spin off divisi Motorola Home senilai 2,3 miliar dolar AS pada 2012 dan menjual beberapa dari fasilitas manufakturnya.

Sejumlah analis menyebut tujuan utama Google di Motorola adalah menguasai 17.000 paten yang sebagian besar tetap akan menjadi milik Google.

"Google telah mendapatkan apa yang mereka inginkan dan perlukan dari Moto.  Mereka telah mendapatkan paten-paten, SDM bertalenta dan wawasan perangkat pasar mobile," kata analis IT Jack Gold.

Larry Page sendiri pernah mengatakan pembelian Motorola adalah untuk mempermassal ekosistem Android dan tujuan itu sudah tercapai.

Data dari Strategy Analytics menunjukkan bahwa sistem Android dari Google telah digunakan oleh 78,9 persen smartphone di seluruh dunia pada 2013.

Laporan IDC memperlihatkan, Lenovo adalah produsen ponsel pintar kelima terbesar pada triwulan keempat dengan menguasai 4,5 persen pangsa pasar, di belakang Huawei yang juga dari China dan LG dari Korea Selatan.

Motorola tidak masuk produsen smartphone global top namun menguasai sekitar tujuh persen pangsa pasar AS, kata para analis seperti dilaporkan AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014