... analis yakin harga emas mungkin belum mencapai posisi terbawahnya... "
Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange terus menurun pada Jumat (Sabtu pagi WIB) karena kurs dolar lebih kuat.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April merosot 2,7 dolar AS atau 0,22 persen menjadi ditutup pada 1.239,8 dolar AS per ounce.

Harga emas naik sekitar 3,1 persen pada Januari, tetapi kehilangan sekitar 1,9 persen untuk sepekan.

Dolar yang lebih kuat dan aksi ambil untung terus membebani emas. Selain itu, pengurangan lebih lanjut dalam pembelian obligasi oleh Federal Reserve mulai pada 1 Februari, menjadi faktor negatif bagi emas.

Analis pasar tidak memperkirakan akan banyak permintaan emas fisik dari China pada minggu depan karena perayaan tahun baru Imlek yang dimulai pada 31 Januari.

Namun demikian, emas masih mendapatkan dukungan karena pasar saham AS lebih rendah serta pada kekacauan pasar keuangan di beberapa negara berkembang.

Data ekonomi AS yang dirilis Jumat bervariasi. Biro Statistik Tenaga Kerja mengatakan indeks biaya tenaga kerja, yang mengukur harga tenaga kerja AS, naik 0,5 persen pada kuartal keempat.

Departemen Perdagangan AS mengatakan, belanja konsumen naik dalam penyesuaian musiman 0,4 persen pada Desember, lebih tinggi dari ekspektasi pasar 0,2 persen.

Indeks Pembelian Manajer Chicago jatuh pada Januari menjadi 59,6 dari angka revisi 60,8 pada Desember, dan data pekerjaan melemah untuk bulan kedua berturut-turut, kata lembaga riset Institute for Supply Management.

Para analis yakin harga emas mungkin belum mencapai posisi terbawahnya.

Perak untuk pengiriman Maret turun 0,6 sen atau 0,03 persen menjadi ditutup pada 19,12 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot 6,6 dolar AS atau 0,48 persen menjadi ditutup pada 1.375,7 dolar AS per ounce

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014