Penggemar grup musik legendaris "Koes Plus" berduka. Sang penabuh drum, Kasmurry atau biasa disapa Murry, telah pergi untuk selama-lamanya.

Pria yang lahir di Jember, Jawa Timur, pada 19 Juni 1949, itu merupakan satu-satunya personel grup musik Koes Plus yang bukan dari keluarga Koeswoyo.

Karier bermusiknya di grup musik yang kerap disebut sebagai pelopor musik pop dan rock n roll di Indonesia itu bermula saat Murry ditarik ke Jakarta untuk menggantikan pemain drum "Koes Bersaudara" Nomo Koeswoyo.

Saat itu, "Koes Bersaudara", grup musik yang dibesut lima bersaudara Koeswoyo yakni John Koeswoyo; Tonny Koeswoyo; Jon Koeswoyo; Jok Koeswoyo dan Nomo Koeswoyo sejak 1962, tengah asik bermusik.

Mereka kerap manggung membawakan lagu-lagu The Beatles. Kala itu, lagu-lagu dari band legendaris asal Inggris tersebut dianggap meracuni jiwa generasi muda.

Grup musik yang terkenal dengan lagu-lagunya seperti "Bis Sekolah", "Di Dalam Bui", "Telaga Sunyi" dan "Laguku Sendiri" itu pada suatu titik merasa bahwa totalitas bermusik adalah yang utama.

Sementara Nomo, saat itu masih melakukan kerja sampingan bisnis jual beli mobil. Akhirnya, Nomo pun menyatakan keluar dari band karena lebih memilih bisnisnya.

Pada 1968, Murry ditampuk menggantikan Nomo sebagai penabuh drum. Selain Murry, seorang pembetot bass Totok Adji Rahman, yang juga berasal dari luar keluarga Koeswoyo diajak bergabung.

Hanya setahun posisi Tonny Koeswoyo, Jon Koeswoyo, Murry dan Totok bertahan. Tahun berikutnya, posisi Totok digantikan Jok Koeswoyo dan "line-up" ini tak berubah hingga 1987.

Pada 27 Maret 1987, Tonny yang meninggal dunia karena kanker usus meninggalkan tiga personel, Jon, Jok dan Murry. Selanjutnya, tambahan pemain seperti Angga Koeswoyo, Abadi Susman, Najib Usman dan Deddy Dores mampir mengisi kekosongan personel.



Tanpa Firasat

Kini, Murry telah berpulang. Kepergiannya yang tiba-tiba membuat segenap keluarga, penggemar dan dunia musik Indonesia bersedih.

Murry meninggal dunia sekitar pukul 05.00 di kediamannya di Perumahan Kranggan Permai Jalan Cempaka 1, Kecamatan Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (1/2).

Tak ada firasat dan wasiat menjelang kematian pria berusia 64 tahun itu.

Adik ipar almarhum, Yana, berkisah bahwa Murry hampir tidak pernah mengeluh sakit sebelum meninggal dunia. Murry terlihat sehat dan baik-baik saja sebelum meninggal dunia. Ia bahkan beberapa hari sebelumnya sempat bermain musik hingga ke Pekalongan.

"Jam 04.30 ia masih minta anaknya untuk mematikan AC karena dingin. Setelah dibaluri minyak kayu putih dan diselimuti, ia tidur sempat batuk lalu langsung saja meninggal," tuturnya.

Ia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Permata, Bekasi. Namun nyawanya sudah tidak tertolong.

Jenazah penabuh drum di band legendaris itu disemayamkan di rumah duka di Perumahan Kranggan Permai Jalan Cempaka 1, Kecamatan Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, dan dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta Timur.



Legenda Dunia Musik

Selain bermain musik, Murry juga menciptakan lagu-lagu seperti "Pelangi", "Doa Suciku", "Bertemu dan Berpisah", "Hidup Tanpa Cinta", "Semanis Rayuanmu", "Kau Bina Hidup Baru", "Ayah dan Ibu", "Bujangan", "Pak Tani", "Mobil Tua" dan "Cubit-cubitan".

Kiprahnya di grup musik Koes Plus meninggalkan kenangan yang tak terlupakan. Bisa disebut, Murry adalah salah satu maestro drum dalam musik-musik yang terilhami grup kawakan The Beatles.

Sejumlah musisi Tanah Air tak lupa ikut menyisipkan doa dan penghormatan terakhir kepada Murry.

"Selamat jalan, Mas Murry, Koes Plus. Terima kasih telah membahagiakan begitu banyak orang. Semoga Mas diberiNya kebahagiaan di sana," ujar Komposer Addie MS melalui akun Twitter @addiems.

Tak ketinggalan penyanyi bersuara merdu Glenn Fredly yang ikut mengucap belasungkawa melalui akun Twitternya @GlennFredly, "Rest in Love..Penghormatan utk om Murry, drummer legendaris Koes Plus yg tutup usia hari ini pukul 05:00 WIB dalam usia 64 thn. #MusikBagus," katanya.

Indra Lesmana juga ikut mendoakan Murry melalui akun Twitter @indralesmana, "Semalam bawain lagu "Bujangan"... ternyata it was sort of like a goodbye tribute from all of us... selamat jalan Plus nya Koes.. Murry #RIP," tulisnya.

Sepanjang tahun 1970-an, musik dan lagu-lagu "Koes Plus" membahana di seluruh Indonesia. Lagu-lagunya kini bahkan masih sering diaransemen ulang oleh beberapa musisi tanah air.

Nama "Koes Plus" dibuat berdasarkan makna grup musik "Koes Bersaudara" yang ditambah personel di luar keluarga Koes. Dengan kepergian Murry, kini "Koes Plus" tidak lagi plus, mungkin bisa disebut minus. Kepergian penabuh drum itu bisa jadi tidak tergantikan.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014