Korban sempat diperlihatkan jam tangan itu dibakar dan digores namun tidak rusak. Korban mungkin agak bingung dengan logat Melayu yang digunakan pelaku sehingga akhirnya membeli jam tersebut."
Palu (ANTARA News) - Polisi meyakini penipu berlogat Melayu yang menipu warga Kota Palu sebanyak Rp65 juta beberapa hari lalu terekam kamera pengawas (CCTV) di kantor BNI setempat sehingga wajahnya diketahui.

Pejabat Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah Kompol Rostin Tumaloto di Palu, Minggu, mengatakan, polisi saat ini masih menyelidiki rekaman CCTV milik BNI di jalan Gadjah Mada Palu.

"Hasilnya untuk saat ini belum bisa diketahui. Tapi ini bisa membantu proses penyidikan," kata mantan Kepala Polsek Palu Timur ini.

Dari pengakuan korban saat dimintai keterangan, penipu itu mengantarnya hingga masuk ke bank untuk mengambil uang.

Penipuan itu terjadi pada 29 Januari 2014. Korban bernama Meriaty Ilahude telah ditipu oleh seorang yang mengaku dari Malaysia.

Korban tertipu Rp65 juta untuk membeli jam tangan merk Rolex setelah diteliti ternyata arloji itu palsu.

Rostin menuturkan, kejadian itu berawal ketika Meriaty hendak mengambil uang di BNI Kota Palu.

Ketika itu dia bertemu seorang lelaki yang berpura-pura menanyakan alamat. Setelah terjadi percakapan, kemudian pria yang mengaku bernama Budi itu menawarkan jam tangan mewah kepada korban.

Karena tidak membawa banyak uang, korban akhirnya diantar ke bank untuk mengambil uang. Setelah uang diambil, korban diajak ke dalam mobil untuk melakukan transaksi.

"Korban sempat diperlihatkan jam tangan itu dibakar dan digores namun tidak rusak. Korban mungkin agak bingung dengan logat Melayu yang digunakan pelaku sehingga akhirnya membeli jam tersebut," katanya.

Rostin mengatakan pelaku sebenarnya berjumlah dua orang dengan tugas masing-masing. Seorang pelaku berperan sebagai pedagang arloji, dan lelaki lainnya berpura-pura sebagai pria yang pernah membeli jam tangan sekaligus mempengaruhi korban.

Korban baru sadar ketika pulang ke rumah. Setelah sholat dzuhur, perempuan pegawai negeri sipil (PNS) ini sadar uang Rp65 juta tidak berada di genggaman, dan akhirnya dia lapor ke polisi.

Dari kejadian itu, Rostin juga mengimbau kepada warga Kota Palu agar mewaspadai penipu berlogat Melayu atau logat daerah lain yang mengincar nasabah bank yang hendak mengambil uang. (R026/Z002)

Pewarta: Riski Maruto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014