Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama Desember 2013 surplus sebesar 1,52 milar dolar AS, merupakan selisih antara nilai ekspor sebesar 16,98 miliar dolar AS dan impor 15,46 miliar dolar AS.

"Surplus perdagangan periode Desember 2013 tersebut merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir setelah surplus 602,6 juta dolar AS pada Desember 2011," kata Kepala BPS Suryamin, di Gedung BPS, Jakarta, Senin.

Menurut Suryamin surplus neraca perdagangan disebabkan surplus pada sektor nonmigas sebesar 2,34 miliar dolar AS, meskipun di sisi lain sektor migas mengalami defisit 0,82 miliar dolar AS.

"Surplus nilai perdagangan juga diikuti kenaikan volume perdagangan selama Desember 2013 yang mencapai 56,49 juta ton, selisih antara volume impor sebesar 12,33 miliar ton sedangkan volume ekspor sebesar 68,82 juta ton.

Selama Desember 2013, surplus neraca perdagangan Indonesia tertolong oleh kenaikan surplus nonmigas yang mencapai 2,34 miliar dolar AS, selisih antara ekspor sebesar 13,58 miliar dolar AS dengan impor 11,24 miliar dolar AS.

Suryamin menjelaskan, ekspor nonmigas selama Desember 2013 sebesar 13,58 miliar dolar AS dibandingkan dengan periode November 2013 meningkat sebesar 3,09 persen dari sebelumnya senilai 13,17 miliar dolar AS.

Peningkatan ekspor nonmigas dipicu melonjaknya sejumlah komoditi seperti bijih, kerak, dan abu logam yang melonjak 40,18 persen (975,7 juta dolar AS), disusul ekspor pakaian jadi bukan rajutan sebesar 29,39 persen (353,3 juta dolar AS), kendaraan dan bagiannya melonjak 7,18 persen (362,8 juta dolar AS).

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas pada Desember 2013 terbesar masih ke tiga negara yaitu China, Jepang dan Amerika Serikat masing-masing 2,36 miliar dolar AS, 1,4 miliar dolar AS, dan 1,3 miliar dolar AS, yang pangsa pasar ketiganya mencapai 37,19 persen dari total ekspor nonmigas.

Peningkatan ekspor nonmigas tertinggi terjadi ke Singapura senilai 309,2 juta dolar AS (43,76 persen), disusul ekspor ke Korea Selatan 81,3 juta dolar AS (17,97 persen), ke Perancis dengan kenaikan 9,1 juta dolar AS (11,23 persen), China 151,4 juta dolar AS (6,85 persen), Amerika Serikat 85,9 juta dolar AS (7,14 persen).

Di sisi lain diutarakan Suryamin, upaya pemerintah meningkatkan pasar ekspor belum diikuti penurunan nilai impor secara signifikan.

Selama Desember 2013 nilai impor nasional mencapai 15,46 miliar dolar AS, naik 2,04 persen dari periode November 2013 sebesar 15,15 miliar dolar AS. Sedangkan dibandingkan Desember 2012, impor periode Desember 2013 turun hanya 0,79 persen.

Lima golongan barang yang mengalami penurunan nilai impor yaitu mesin dan peralatan listrik sebesar 113 juta dolar AS (turun 7,85 persen), mesin dan peralatan mekanik 102,1 juta dolar AS (4,17 persen).

Nilai impor nonmigas terbesar masih berasal dari negara ASEAN yang mencapai 2,23 miliar dolar AS (20,13 persen), dan dari negara-negara Uni Eropa 1,03 miliar dolar AS (9,20 persen).

Pada saat yang bersamaan, meningkatnya nilai impor disebabkan naiknya impor migas sebesar 283,1 juta dolar AS (7,19 persen) yang dipicu naiknya nilai impor hasil minyak dan gas masing-masing sebesar 148,4 juta (5,71 persen), dan 189,7 juta dolar AS (91,47 persen). Sebaliknya, impor minyak mentah turun 44 jtua dolar AS atau 4,86 persen.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014