Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menilai laju inflasi pada Januari 2014 sebesar 1,07 persen (month on month) masih relatif normal dibandingkan rata-rata historis inflasi dari lima tahun terakhir yang mencapai 1,06 persen (month on month).

"Tekanan inflasi walaupun meningkat masih relatif normal dan masih sesuai dengan perkiraan kami sebelumnya," kata Kepala Grup Asesmen Ekonomi Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Doddy Zulverdi saat diskusi dengan wartawan di Jakarta, Selasa.

Sebelumnya, BI memprediksi inflasi pada Januari 2014 akan berada di kisaran 0,85--1 persen (month on month). Inflasi Januari 2014 yang mencapai 1,07 persen, memang merupakan inflasi tertinggi dibandingkan inflasi pada bulan Januari yang terjadi sejak 2008 hingga 2013.

BPS mencatat inflasi pada bulan Januari 2013 hanya 1,03 persen, inflasi pada tahun 2012 mencapai 0,76 persen, inflasi 2011 mencapai 0,89 persen, inflasi 2010 sebesar 0,84 persen, bahkan pada tahun 2009 tercatat deflasi 0,07 persen.

Doddy menuturkan, inflasi Januari yang tinggi terutama bersumber dari kelompok volatile food sejalan dengan pola penurunan produksi beberapa komoditas pangan yang diperburuk dengan bencana alam dan banjir.

"Hal ini kemudian mengganggu produksi dan distribusi pangan di berbagai daerah terutama Jawa dan Sumatera," ujar Doddy.

Sementara itu, lanjutnya, tekanan inflasi dari administered prices yang meningkat di Januari sendiri terutama bersumber dari kenaikan harga elpiji 12 kilogram.

"Sedangkan pada kelompok inti, tekanan inflasi terutama bersumber dari pelemahan rupiah di tengah harga global yang masih dalam tren menurun," kata Doddy.

Doddy menambahkan, kenaikan inflasi terjadi pada kelompok kendaraan bermotor (mobil dan sepeda motor), alat elektronik (lemari es), dan produk lainnya yang mengandung impor (obat dengan resep dan susu bubuk).

Namun, BI menilai inflasi Januari 2014 belum mengganggu prospek pencapaian sasaran inflasi ke depan. Menurut Doddy, BI akan terus mencermati perkembangan inflasi ke depan sehingga tetap dapat dikelola sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan yakni 3,5--5,5 persen pada 2014.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014