Bakauheni (ANTARA News) - Perbaikan Jalan Lintas Sumatera Km 85 di Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan yang ambles diperkirakan memakan waktu sepekan, kata Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Selatan Sutono.

"Berdasarkan informasi dari petugas PU Bina Marga, pengerjaan Jalinsum yang ambles itu memakan waktu sekitar seminggu," katanya, usai melihat lokasi perbaikan Jalinsum di Bakauheni, Selasa.

Ia menjelaskan, saat ini tengah dalam pengerjaan pengerukan material yang ambrol di bagian bawah badan jalan serta pemasangan 10 gorong-gorong untuk memperlancar arus air.

Menurut dia, material di bagian bawah jalan berupa pasir nantinya akan diganti dengan tanah merah karena tingkat kekuatan cukup baik sehingga diperkirakan dapat menahan beban.

"Material pasir untuk menahan beban jalan dinilai kurang baik karena mudah terkikis serta dapat mengakibatkan longsor," jelasnya.

Berdasarkan pemantauan di lokasi Jalinsum ambles terdapat dua alat berat yang digunakan untuk mengeruk material pasir di bawah badan jalan serta untuk mengangkat material.

Sejumlah pekerja juga telihat sedang memasang gorong-gorong saluran air, mengeruk material di bawah badan jalan yang ambles serta petugas yang mengatur arus lalu lintas.

Kendaraan yang melintas jalan itu hanya diperbolehkan untuk jenis minibus, sedan dan sepeda motor. Sedangkan kendaraan bermuatan berat dialihkan melalui jalur alternatif agar transportasi Jawa-Sumatera tetap lancar.

Petugas kepolisian juga mengatur arus lalu-lintas melalui sistem buka tutup, karena kendaraan roda dua dan roda empat masih tetap melintas di jalur tersebut.

Sementara itu, sejumlah kendaraan yang melintas di jalur alternatif dari Simpang Gayam-Ketapang-Jalan Lintas Pantai Timur relatif lancar meskipun perjalanan lebih lama dan sebagian ruas jalan ini dalam kondisi rusak.

Namun sejumlah antrean kendaraan padat merayap terjadi dari Jalan Lintas Pantai Timur Desa Tri Darmayoga sampai ke Pelabuhan Bakauheni dan sebaliknya.

Penyebab antrean itu, karena pada beberapa titik jalan banyak kendaraan bermuatan berat yang mogok dan mengalami kecelakaan terutama di tanjakan dan turunan diduga karena kelebihan beban.

Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014