Sebenarnya masyarakat sekarang hanya belum terbiasa tinggal di rumah susun,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz menegaskan tidak akan mendukung pembangunan perumahan yang dilakukan di atas area sawah yang produktif karena hal itu sama saja dengan mengurangi sumber pangan untuk menghidupi masyarakat.

"Kami tidak akan memberikan subsidi bagi pengembang yang membangun rumah di area sawah produktif," kata Djan Faridz dalam acara "Pembahasan Usulan Program Pengembangan Kawasan" di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, hal tersebut guna untuk mengantisipasi agar tidak ada lagi kawasan persawahan yang berkurang karena dialihfungsikan sebagai kawasan perumahan yang tidak bisa menghasilkan bahan pangan.

Apalagi, lanjutnya, pengalihfungsian area persawahan yang produktif menjadi kawasan perumahan akan menimbulkan permasalahan jangka panjang, antara lain terkait dengan potensi krisis pangan pada masa mendatang.

Untuk itu, dia mengemukakan bahwa pihaknya akan mendorong agar lebih banyak lagi pembangunan hunian vertikal seperti rumah susun.

Hal tersebut dinilai juga penting agar tidak banyak lahan yang sebenarnya telah terbatas di sejumlah daerah tidak diubah seluruhnya menjadi kawasan residensial.

"Sebenarnya masyarakat sekarang hanya belum terbiasa tinggal di rumah susun," kata Menpera.

Terkait dengan pembangunan rumah susun, Menpera sebelumnya juga telah membantu pondok pesantren yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air dengan membangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa) bagi santri yang sedang menimba ilmu di ponpes tersebut.

Menurut politikus Partai Persatuan Pembangunan itu, dirinya telah berkeliling Indonesia untuk melihat kondisi pesantren dari dekat. Saat baru ditunjuk sebagai menteri, dia langsung turun ke ponpes-ponpes di seluruh pelosok daerah.

Menpera menyoroti ternyata masih terdapat ponpes yang kondisinya memprihatinkan yang ditandai, antara lain dengan sempitnya kamar tidur dan ruangan yang sangat kecil untuk menampung banyak santri.

"Mereka (para santri) tidur umpel-umpelan. Bayangkan, ukuran 3 x 4 meter persegi diisi 20 santri," ucapnya.

Ia mengatakan bahwa dirinya pernah mendapati sebuah pesantren dengan jumlah santri yang mencapai hingga 18.000 dengan fasilitas MCK di empang.

Djan juga mengemukakan, sebelum menjabat sebagai Menpera, anggaran untuk setahun hanya cukup untuk perbaikan sebanyak delapan ponpes sehingga dirinya berusaha menyakinkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa pesantren harus mendapat perhatian ekstra.

Sejak 2012, menurut dia, anggaran bantuan pembangunan pondok pesantren berupa rusunawa yang semula hanya cukup untuk delapan ponpes, melesat menjadi 300 pembangunan Rusunawa pesantren.

Selain itu, anggaran yang semula hanya sebesar Rp900 miliar pada tahun 2011 diharapkan pada tahun 2014 kini telah mencapai hingga Rp4,6 triliun untuk rencanan pembangunan tersebut.

(M040/D007)

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014