Manila (ANTARA News) - Pada 2030, keperluan dunia akan air, energi, dan pangan dunia akan meningkat hingga 50 persen dari kondisi saat ini sehingga butuh terobosan dan kolaborasi semua pihak untuk mengatasi soal itu. 

Salah satu pemacu utama peningkatan itu adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara ekonomi baru.

"Penduduknya akan memerlukan kualitas hidup yang lebih baik dengan semua fasilitasnya, termasuk energi, pangan dan lain-lain," kata Vice President Global Business Environment Royal Dutch Shell Jeremy Bentham di Manila, Kamis, kepada ratusan pebisnis energi dunia pada diskusi panel Shell Powering Progress Together yang diikuti 124 peserta dari 15 negara dengan 18 di antaranya dari Indonesia. 

Menurut Bentham, Amerika Serikat terbukti sangat banyak memerlukan air untuk kepentingan energinya. "40 persen pemakaian air di sana untuk mendinginkan sistem pembangkit listrik mereka," katanya. 

Untuk setiap kilogram daging sapi yang dikonsumsi negara itu, diperlukan sekitar lima kilokalori energi untuk mengolahnya sampai ke tangan konsumen akhir. 

Pada masa depan, negara-negara ekonomi baru akan memerlukan dukungan sistem kehidupan dalam bilangan menakjubkan.

"Dari sisi ini, diperlukan kebijakan emisi gas buang dan sistem pentarifan didukung rancangan lingkungan urban yang berkelanjutan," kata Bentham. 

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014