Palu (ANTARA News) - Satu terduga teroris berinisial F yang sebelumnya tertembak di bagian kaki di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dilaporkan tewas karena kehabisan darah saat dievakuasi pada Kamis sore.

Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah Brigjen Ari Dono Sukmanto kepada wartawan mengatakan lokasi kontak senjata antara polisi dan kelompok sipil bersenjata di Desa Taunca hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki selama sekitar empat jam.

Dengan demikian korban tewas dalam baku tembak itu berjumlah tiga orang, dua orang dari kelompok bersenjata dan seorang dari anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah.

Sebelumnya, anggota Brimob Bharada Putu Satria juga meninggal dunia saat dievakuasi teman-temannya menuruni bukit.

Seluruh korban meninggal dunia itu saat ini sedang dibawa menuju RS Bhayangkara Palu yang berjarak 200 kilometer dari lokasi kejadian.

Saat ini aparat Brimob Polda Sulawesi Tengah dan aparat Polres Poso masih mengejar para kelompok sipil bersenjata itu yang lari di wilayah hutan pegunungan di perbatasan Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong.

Kelompok sipil bersenjata itu diduga kuat anak buah Santoso yang saat ini masih menjadi buronan polisi.

Peristiwa saling tembak itu bermula saat sejumlah anggota Brimob melakukan patroli rutin di Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, sekitar pukul 10.00 WITA.

Beberapa saat kemudian, rombongan polisi itu diserbu tembakan oleh kelompok teroris dan mengenai Bharada Putu Satria. Saat itu kondisi Putu Satria kritis dan meninggal dunia saat dievakuasi.

Saat itu polisi segera mengejar kelompok teroris yang sembunyi di balik pepohonan dan rumah papan.

Polisi kemudian menembak mati seorang teruga teroris dan menangkap pria berinisial F yang tertembak di kaki.

Polisi juga menyita sebuah senjata api dan beberapa bom rakitan beserta alat pemicu ledakan. (R026)

Pewarta: Riski Maruto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014