Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan penerbangan Merpati Nusantara bila ingin bangkit dari keterpurukan dan utang yang menggunung harus dapat fokus di bagian bisnis yang menguntungkan yaitu jalur perintis dan penghubung ke daerah-daerah terpencil, kata Kementerian Perhubungan.

"Kementerian Perhubungan sebagai regulator menilai Merpati sudah tidak layak terbang," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti di Jakarta, Sabtu.

Menurut Dirjen Herry, pihaknya juga telah memutuskan untuk memberikan suspensi atau membekukan izin operasional sementara dari maskapai yang telah berusia lebih dari setengah abad itu.

Bila ingin bangkit, ujar dia, Merpati fokus kepada bisnis yang masih menguntungkan bagi perusahaan tersebut yaitu guna melayani rute jalur perintis dan penghubung ke daerah-daerah terpencil dan pedalaman.

Apalagi, banyak rute seperti di kawasan Indonesia bagian timur yang memiliki bandara dengan panjang lintasan yang pendek yang sebenarnya lebih cocok untuk Merpati.

Namun, ia juga mengemukakan bahwa bila tidak dapat lagi untuk bangkit maka lebih baik maskapai tersebut dibangkrutkan terlebih dahulu.

"Dengan mengajukan kebangkrutan kemudian membuat perusahaan baru agar aturannya lebih jelas," kata Dirjen Perhubungan Udara.

Sedangkan pada saat ini, ujar dia, aturan lama yang masih melekat di Merpati Nusantara dinilai dapat menjadi hambatan karena selama ini saja Merpati dengan aturan lama tidak mampu berkembang sebagai maskapai perusahaan yang sehat secara finansial.

Herry juga menilai bahwa pengoperasian pesawat berbodi besar Merpati justru mengalami kerugian sedangkan pesawat dengan ukuran jenis lebih kecil dinilai lebih membawa keuntungan.

"Merpati agar jangan dulu bersaing dengan yang besar-besar," ucapnya.

Selain itu, Kementerian Perhubungan juga berencana melakukan evaluasi sesuai dengan usulan yang telah digodok Kementerian BUMN.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014