Targetnya tahun ini sudah selesai, karena sebagian besar studi kelayakan sudah selesai
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah sedang melakukan konsultasi pasar dan bersiap mengundang investor asing untuk melakukan lelang internasional serta berpartisipasi dalam pembangunan kilang minyak di Indonesia.

"Kita ingin melakukan lelang internasional dan dapat peserta memadai, sejauh ini yang terundang baru 20 perusahaan," ujar Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro saat ditemui di Jakarta, Senin.

Bambang mengatakan konsultasi terhadap 20 perusahaan migas tersebut dilakukan di Singapura.

Lelang internasional dilakukan untuk mendorong pembangunan kilang minyak yang jumlahnya masih terbatas di Indonesia.

"Kita mau mendengarkan investor maunya apa, tapi kita juga tahu dari kita apa yang mau disiapkan," katanya.

Dalam konsultasi itu, pemerintah telah menyiapkan lahan seluas 400 hektare di pinggir laut dan insentif pajak untuk kilang minyak yang dibangun dengan memakai skema Kerja sama Pemerintah-Swasta (Public Private Partnership) ini.

"Yang pasti tax incentive, kemungkinan lahan yang sudah free and clear, kemudian off taker. Kira-kira begitu, yang lain kita pastikan saat berdiskusi dengan mereka," kata Bambang.

Namun, pemerintah akan merespons positif apabila investor telah memiliki lahan sendiri yang memadai luasnya, serta mempunyai komitmen untuk segera membangun kilang minyak sesuai dengan keinginan dan tawaran pemerintah.

Selain itu, Bambang mengatakan studi kelayakan dari kilang minyak tersebut telah dilakukan dan hasilnya memadai untuk dilakukan pembangunan serta siap ditawarkan kepada investor asing yang berminat melalui lelang.

"Kita akan request for proposal dan pra kualifikasi, baru nanti proses lelang. Targetnya tahun ini sudah selesai, karena sebagian besar studi kelayakan sudah selesai," katanya.

Bambang menambahkan pembangunan kilang minyak ini akan satu paket dengan pengembangan hilirisasi dalam bidang petrokimia, agar secara keekonomian proyek ini bernilai lebih strategis dan memadai bagi masyarakat.

"Ini akan terintegrasi dengan industri petrokimia yang standar, agar keekonomiannya bagus. Tapi kita lihat, apakah yang mereka tawarkan sesuai dengan keinginan kita," ujarnya.

Ia mengharapkan proyek PPP ini segera terwujud dan tidak mengalami hambatan seperti proyek PPP lainnya yaitu pembangkit listrik Batang, yang hingga saat ini belum terealisasi karena adanya masalah pengadaan lahan.

"Kenyataannya sampai sekarang kita tidak bisa membebaskan (lahan), jadi kita cari lahan yang free and clear, biar tidak ada isu pembebasan," kata Bambang.


Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014