Jakarta, 11 Februari 2014 (ANTARA) -- Program Industrialisasi yang menjadi prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendapat dukungan positif dari dunia internasional. Diantaranya, pemerintah Swiss melalui State Secretariat of Economic Affairs - Switzerland (SECO) sepakat menyalurkan bantuan teknis untuk peningkatan kapasitas ekspor sektor perikanan Indonesia. Bantuan mulai dari SDM yang bergerak dibidang produksi, pasca panen, pengolahan hingga peningkatan pemasaran produk perikanan RI. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan  Saut P. Hutagalung, seusai acara Kick Off Meeting Inisiasi Pelaksanaan program "Increasing Trade Capacities of Selected Value Chain Within the Fisheries Sector in Indonesia" di Jakarta,    Selasa (11/2).

Saut menjelaskan, secara teknis, program hibah pemerintah Swiss akan dilaksanakan National Chief Technical Advisor (NCTA), yang merupakan tenaga ahli yang diseleksi melalui beberapa tahap penilaian pihak terkait. Program hibah akan dilaksanakan selama 5 tahun dengan tujuan utama untuk peningkatan dan penguatan kapasitas pemasaran komoditi perikanan unggulan terpilih. Terutama dengan memperhatikan aspek-aspek kelestarian sumber daya perikanan, efisiensi dan daya saing untuk menembus pasar luar negeri. Sedangkan komoditi yang dikembangkan dan ditingkatkan aspek kualitas, nilai produk dan nilai ekspornya meliputi udang, tuna, rumput laut, patin, bandeng dan pindang. Khusus pengembangan pindang utamanya ditujukan pada ketersediaanbahan baku dalam negeri, peningkatkan mutu, keamanan pangan serta pemenuhan protein dan konsumsi dalam negeri. "Program hibah ini sejalan dengan program industrialisasi yang sedang dikembangkan dan diimplementasikan KKP," katanya.

Program bantuan teknik akan dilaksanakan di Sidoarjo dan Banten untuk pengembangan produk udang. Sedangkan pengembangan produk tuna akan dilaksanakan di Ambon dan Pelabuhan Ratu. Sumba Timur dan Lombok Tengah untuk rumput laut. Untuk pengembangan produk patin dan catfish dipusatkan di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Termasuk pengembangan bandeng di Jawa, Pindang di Sumatera Utara, Lampung, Jawa, Bali, NTB. Sedangkan komponen-komponen dalam pelaksanaan program hibah ini meliputi 6 sub kegiatan yang diawali dari kesepakatan produk, kebutuhan sumber daya manusia, pemenuhan persyaratan pasar luar negeri (ekspor), branding, hingga promosi pasar luar negeri. "Pelaksanaan program hibah melibatkan Unit-unit Kerja Eselon I Lingkup KKP yang akan dikoordinasikan oleh Ditjen P2HP dengan co-coordinator  Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan," jelas Saut.


Target Ekspor

Saut menegaskan, adanya program hibah pemerintah Swiss diharapkan dapat menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan pencapaian target ekspor perikanan RI. Terkait kondisi perdagangan perikanan Indonesia, sampai dengan tahun 2013, nilai ekspor produk perikanan Indonesia mencapai 4,16 milyar dolar dan nilai impor mencapai 467,4 juta dolar. Sedangkan target ekspor produk perikanan 2014 sebesar 5,6 miliar dolar pada 2014 atau diprediksi naik 1,3 miliar dolar selama satu tahun. Nilai ekspor hasil perikanan merupakan salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan sektor perikanan. Pada periode pembangunan jangka menengah tahun 2015-2019 yang akan datang, telah dilakukan simulasi penghitungan dan rencana target ekspor hasil perikanan Indonesia. "Target nilai ekspor pada tahun 2019 adalah sebesar 9,43 milyar dolar atau meningkat 126,7 % dari realisasi ekspor tahun 2013," tandasnya.

Untuk mencapai target tersebut, kata Saut, KKP akan tetap konsisten meningkatkan produksi perikanan baik tangkap dan budidaya. Termasuk, meningkatkan kualitas  dan keamanan produk perikanan. Apalagi Indonesia memiliki 63 ribu unit pengolahan yang sebagian besar berskala kecil dan industri rumah tangga. Dari jumlah ini kurang dari 1 persen atau sekitar 624 unit menengah dan skala besar. Oleh karenanya, KKP akan terus meningkatkan  kualitas dan kapasitas unit pengolahan dengan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan kemampuan keuangan. Kemudian meningkatkan permintaan pasar produk perikanan dalam negeri, program peningkatan dan perluasan akses produk perikanan untuk ekspor atau pasar luar negeri serta peningkatan investasi pada  pasca panen produk perikanan. "KKP juga terus mendukung peningkatan manajerial dan pelaksanaan teknis perikanan pasca panen," ujarnya.

Ditambahkan, sehubungan dengan target ekspor perikanan, KKP telah mengambil kebijakan untuk memperjuangkan pengurangan peraturan hambatan tarif,  peraturan analisis hambatan tarif & peningkatan akses kelembagaan. Termasuk potensi pemetaan daya saing pasar di negara tujuan ekspor  serta analisis kinerja pasar  dan daya saing produk prioritas. KKP juga telah mengembangkan basis data ekspor di 30 laboratorium uji ekspor. Untuk peningkatan kapasitas pengembangan usaha kecil dan menengah, KKP juga telah membantu mereka untuk meningkatkan produksinya sesuai standar  yang ditetapkan pasar. Diantaranya dengan pengembangan nilai tambah, merek, perubahan kemasan serta membantu mencari pasar. "Intinya, KKP akan terus mendukung unit pengolahan dengan meningkatkan daya saing bisnis perikanan serta peningkatan dan perluasan akses produk perikanan untuk ekspor atau pasar luar negeri," tambahnya.

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2014