Makassar (ANTARA News) - Hj. Wardaniah, istri Iptu Muhammad Daud, perwira Intelijen dan Keamanan Polda Sulawesi Selatan, yang menjadi korban penembakan misterius, tengah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara karena mengalami stroke.

"Saat kejadian, istri korban memang sudah dirawat sejak dua minggu yang lalu di rumah sakit Bhayangkara," ujar adik korban penembakan, Nur Cahaya (43), saat ditemui di RS Bhayangkara, Selasa.

Ia mengatakan bahwa korban yang meninggalkan seorang istri beserta empat orang anak itu rencananya Selasa siang ini akan menjemput istrinya di rumah sakit.

Iptu Muhammad Daud yang menjabat sebagai Perwira Urusan (Paur) Pelayanan Administrasi (Yanmin) Direktorat Intelkam Polda Sulsel, selama dua pekan selalu menemani istrinya di rumah sakit.

Sebelum penembakan itu, kata Nur, korban baru meninggalkan rumah sakit untuk kembali ke rumahnya karena istrinya meminta agar mengurus anak-anak mereka apalagi korban sudah mempersiapkan kepulangan istrinya dari rumah sakit.

"Almarhum itu sangat sayang keluarganya, bahkan saat istrinya masuk rumah sakit, beliau lebih banyak menemani istrinya. Almarhum pulang ke rumah karena ingin mempersiapkan segala sesuatunya sebelum istrinya dijemput hari ini," katanya.

Iptu Muhammad Daud tewas seketika setelah ditembak oleh orang tidak dikenal di dekat rumahnya saat akan melakukan ibadah.

"Ipda Muhammad Daud tewas seketika setelah ditembak oleh orang yang tidak dikenal," jelas Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Endi Sutendi.

Penembakan terjadi saat Ipda Muhammad Daud akan menunaikan ibadah salat subuh.

Korban yang baru keluar dari rumahnya dan bergegas ke masjid, tiba-tiba didatangi orang yang belum dikenal dan langsung menembaknya sebanyak dua kali.

Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014