Pekanbaru (ANTARA News) - Asap sisa kebakaran lahan kembali mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Rabu, menyebabkan satu penerbangan dari maskapai Lion Air rute dari Kota Batam ke Pekanbaru batal berangkat.

"Satu penerbangan Lion Air dari Batam dibatalkan," kata Airport Duty Manager Bandara SSK II, Baiquni, kepada Antara News.

Pesawat Lion Air yang dibatalkan adalah penerbangan dengan kode JT 237. Baiquni mengatakan, manajemen maskapai itu memang memiliki kebijakan khusus terkait kondisi asap di Pekanbaru yang menurunkan jarak pandang. Keputusan pembatalan diumumkan otoritas Bandara SSK II sekitar pukul 09.30 WIB. Seharusnya, sesuai jadwal pesawat itu tiba di Pekanbaru pukul 10.00 WIB.

Ia mengatakan, kondisi asap sisa kebakaran makin tebal menjelang siang ini. Padahal, pada pagi sekitar pukul 07.00 hingga 09.00 WIB, ia mengatakan jarak pandang berkisar 1.000-1.500 meter.

"Penerbangan awal pada pagi hari ini lancar, baru satu penerbangan ini yang dibatalkan," katanya.

Sebelumnya, kabut asap juga mengganggu penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru pada Selasa (11/2) yang menyebabkan tiga penerbangan terpaksa ditunda.

Baiquni mengatakan, pihaknya akan terus memantau perkembangan jarak pandang di landas pacu. Menurut dia, kondisi penerbangan selanjutnya pada hari ini diperkirakan bakal ikut terpengaruh sehingga terjadi penundaan.

"Tapi kemungkinan penundaan tidak akan lama, semoga hanya 10 sampai 20 menit," katanya.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, kebakaran lahan dan hutan yang mengakibatkan kabut asap makin memburuk di Provinsi Riau dilihat dari pencitraan terakhir satelit NOAA 18 pada 11 Februari terpantau sebanyak 244 titik panas tersebar di 11 daerah di Riau.

Titik panas di Riau terpantau 244 titik, naik dari hari sebelumnya yang mencapai 55 titik panas.

Sementara itu, Kepala Seksi data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi, mengatakan asap di Pekanbaru merupakan kiriman dari daerah lain. Sebab, satelit tidak mendeteksi titip panas di Kota Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir.

"Karena arah angin mengarah ke Selatan," katanya.

Ia mengatakan, kemungkinan asap yang menyelimuti Pekanbaru berasal dari Kabupaten Pelalawan. Menurut dia, kondisi asap di Pelalawan pada pagi hari cukup parah hingga menurunkan jarak pandang hingga tinggal 200 meter.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014