PBB, New York, (ANTARA News)  - Utusan senior PBB untuk Timur Tengah menyampaikan kekhawatiran mengenai situasi yang bertambah buruk di Jalur Gaza, kata seorang juru bicara PBB pada Rabu (12/2).

Koordinator Khusus PBB bagi Proses Perdamaian Timur Tengah Robert Serry mengatakan bahwa "selama dua bulan belakangan, kita telah menyaksikan makin banyak roket yang ditembakkan ke Israel, peristiwa perbatasan, dan operasi pembalasan Israel merenggut korban jiwa atau cedera di pihak sipil", kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky kepada wartawan dalam taklimat harian di Markas PBB, New York.

"PBB mengutuk meningkatnya kerusuhan, dan semua pihak harus bertindak sejalan dengan hukum internasional," kata Serry setelah kunjungan ke Jalur Gaza. Di Jalur tersebut, gencatan senjata satu-tahun yang diperantarai oleh Mesir dan mengakhiri delapan hari pertempuran sengit Israel dan penguasa Jalur Gaza, HAMAS, pada 2012 telah mulai goyah; serangan baru roket dilancarkan terhadap Israel dan Tel Aviv melancarkan serangan pembalasan.

Kerusuhan tersebut telah menghentikan pembangunan lebih dari 20 proyek penting PBB --sekolah dan rumah-- di Jalur Gaza dan memaksa ditutupnya tempat penyeberangan dengan Israel, kata utusan PBB itu sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.

Import bahan bangunan telah dihentikan secara dramatis setelah peristiwa tersebut, sehingga menambah parah kondisi ekonomi dan sosial, kata Serry.

Menurut PBB, Israel pada Desember setuju untuk melanjutkan pengiriman bahan bangunan bagi proyek PBB di Jalur Gaza, tempat badan dunia tersebut mengerjakan paket bernilai 500 juta dolar AS untuk membangun sekolah, rumah sosial dan instalasi air serta kebersihan. Namun bentrokan dengan Israel sejak itu telah meningkat dan pekerjaan tersebut telah dihentikan sejak November.

Serry menyatakan impor bahan bangunan pada 2007, untuk sektor swasta melalui tempat penyeberangan sah masih penting bagi ekonomi Jalur Gaza.

HAMAS, yang mendepak Fatah dari Jalur Gaza dalam pertempuran pada 2007, tidak mengakui hak Israel untuk ada. Israel telah sangat membatasi masuknya barang dan bahan bangunan ke dalam Jalur Gaza sejak HAMAS merebut kekuasaan.

(C003)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014