Tokyo (ANTARA News) - Serikat-serikat pekerja di seluruh perusahaan otomotif Jepang menuntut bonus dan kenaikan gaji di tengah perkiraan untung besarnya perusahaan-perusahaan seperti Toyota Motor Corp dan Honda Motor Co pada tahun fiskal ini.

Pada perundingan buruh tahunan, para pekerja otomotif meminta bonus tahunan melewati nilai gaji selama lima bulan yang adalah untuk pertama kalinya serikat-serikat pekerja menuntut jumlah sebesar itu, kata Yasunobu Aihara, presiden Konfederasi Serikat-Serikat Pekerja Otomotif Jepang.

"Perekonomian Jepang berada pada titik balik besar," kata Aihara seperti dikutip Bloomberg. "Demi mengakhiri deflasi terus-terusan dan menjamin ekonomi bangsa memacu kembali dan tumbuh berkelanjutan, seluruh anggota serikat pekerja memutuskan untuk meminta gaji bulanan dinaikkan."

Para analis memperkirakan, para produsen otomotif terbesar Jepang, kecuali Nissan Motor Co., akan mencatat laba amat besar pada tahun fiskal yang berakhir Maret nanti, di bawah kebijakan ekonomi Perdana Menteri Shinzo Abe yang sengaja melemahkan yen untuk mendorong repartiasi nilai mobil yang diekspor dari Jepang.

Abe sendiri telah mendesak perusahaan-perusahaan untuk menaikkan upah buruh demi mengatasi membumbungnya biaya hidup, karena berkurangnya daya beli telah merongrong kebijakan pemerintah, kebijakan moneter longgar dan strategi pertumbuhan pemerintah.

Para pekerja Toyota yang meraih laba paling besar di Jepang, akan menuntut kenaikan upah 4.000 yen (sekitar Rp472 ribu) per bulan dan bonus tahunan senilai 6,8 bulan gaji, demikian bunyi tuntutan serikat pekerja tertanggal 30 Januari itu seperti dikutip Bloomberg.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014