Yogyakarta (ANTARA News) - Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada semester genap tahun akademik 2013/2014 menerima 105 mahasiswa asing melalui jalur "non-degree" seperti pertukaran mahasiswa.

"Ke-105 mahasiswa asing itu berasal dari berbagai universitas di delapan negara, yakni Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Prancis, dan Norwegia," kata Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM Dwikorita Karnawati di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, UGM selalu siap dan terbuka untuk membantu para mahasiswa yang menemui kesulitan selama menempuh studi. Para mahasiswa asing diharapkan dapat belajar dengan lancar dan mampu beradaptasi dengan mahasiswa Indonesia dan masyarakat Yogyakarta.

"Kami berharap para mahasiswa asing tidak hanya belajar di bidang akademik saja, tetapi juga mau menyisihkan waktu untuk belajar dan mengenal kebudayaan Yogyakarta," katanya.

Ia mengatakan mahasiswa asing dapat belajar tentang keberagaman budaya melalui interaksi dengan mahasiswa UGM. UGM memiliki mahasiswa yang berasal dari berbagai latar belakang suku dan kebudayaan yang berbeda dari seluruh Indonesia.

"UGM layaknya miniatur Indonesia. Jadi para mahasiswa asing dapat belajar pluralisme di UGM karena mahasiswanya berasal dari berbagai daerah di wilayah Indonesia," kata Dwikorita.

Kepala Subdirektorat Urusan Internasional UGM Rio Rini Moehkardi mengatakan untuk mahasiswa asing UGM menerima melalui dua kali waktu penerimaan, yakni pada September dan Februari.

"Sebelum mengikuti perkuliahan mahasiswa diberikan orientasi mengenai berbagai informasi terkait persyaratan izin belajar, izin tinggal, dan pengurusan visa di Indonesia," katanya.

Selain itu, mereka juga diberikan penjelasan terkait unit-unit layanan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan mahasiswa seperti Kantor Urusan Internasional (KUI), perpustakaan, dan klinik kesehatan.

"Mahasiswa diajak bersepeda keliling kampus UGM dan berhenti di setiap unit yang nanti bersentuhan langsung dengan kebutuhan mereka. Mereka diberikan penjelasan oleh pemandu," katanya.

Menurut dia, dengan orientasi itu mereka diharapkan dapat memahami bagaimana tinggal di Yogyakarta dan tidak menemui banyak hambatan selama kuliah di UGM.

"Untuk mendukung kelancaran mahasiswa asing selama menempuh studi di UGM, belum lama ini KUI telah merilis layanan UGM Buddy Club. Program itu merupakan jenis layanan pendampingan bagi mahasiswa asing yang dilakukan langsung oleh mahasiswa UGM," katanya.

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014