... di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung atau Desa Kala Patra/Desa Mawa Cara... "
Denpasar (ANTARA News) - Personel Komando Resor Militer 163/Wira Satya, di Bali, diwajibkan mengenakan pakaian adat Bali setiap bulan purnama dan bulan tilem (akhir bulan penanggalan Hindu).

"Prajurit dan pegawai negeri sipil jajaran Korem 163/WSA pada hari suci umat Hindu itu berpakaian adat," kata Kepala Penerangan Korem 163/Wira Satya, Mayor Infantri Sriyono, dalam rilisnya di Denpasar, Sabtu.

Menurut dia, pakaian adat madya itu terdiri atas kain (saput), ikat kepala (udeng) bagi pria yang dibuat dari kain loreng hijau TNI yang telah ditetapkan sebagai seragam dinas pada setiap bulan purnama dan tilem.

"Kegiatan ini diilhami pepatah bijak yang mengatakan di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung atau Desa Kala Patra/Desa Mawa Cara," ujar Sriyono.

Meskipun prajurit TNI AD harus berjiwa nasionalis, di mana pun berada dan bertugas tetap menjunjung tinggi kearifan lokal.

"Jika ingin dicintai rakyat maka cintai, hormatilah adat-istiadat rakyat setempat. TNI AD termasuk para prajurit Korem dan aparat teritorial yang melaksanakan tugas di Bali diharapkan bisa mengenakan pakaian adat madya," ujarnya.

Tujuannya untuk lebih memudahkan berinteraksi dengan masyarakat setempat dengan tetap tidak meninggalkan jati dirinya sebagai prajurit yang menghargai dan menghormati kearifan lokal.

"Mudah-muahan terobosan baru itu menjadi satu spirit bagi Korem 163/WSA dalam melaksanakan pembinaan teritorial yang lebih fleksibel sehingga Kemanunggalan TNI dan Rakyat Bali makin kokoh," ujar Sriyono. 

Pewarta: IK Sutika
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014