Padang (ANTARA News) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyerahkan sertifikat kakao lestari dari pemerintah Belanda kepada Gabungan Kelompok Tani Salibawa Agro Nagari Sundata Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman.

Gubernur mengatakan, tananam coklat supaya memiliki hasil produksi yang bagus dan baik harus dipelihara dengan pemangkasan yang rutin dan berkesinambungan.

Hal ini membuktikan setelah melalui proses penilaian dan hasil produksi, maka coklat Pasaman memiliki kualitas yang cukup baik sehingga mendapatkan pengakuan dari Belanda dalam membentuk pernyataan sertifikat kualitas dan mutu.

Pengakuan itu, sebuah kerja keras dengan ketekunan yang baik sehingga mendapat perhatian dan mendapatkan harga yang baik pula. "Mudah-mudahan ini menjadi motivasi kita bersama bagi masyarakat petani coklat di Sumbar, bahwa daun yang rimbun bukan jaminan menghasilkan coklat yang baik," katanya.

Pasaman telah berhasil memproduksi 1,5 ton per hektare/tahun, namun kalau mau berkerja keras masih dapat meningkatkan produksi sampai 2,5 ton per hektare/tahun.

Ia mengatakan, dengan produksi dapat maksimal, tentu dapat memotivasi dalam pengelolaan dengan cara-cara yang tepat, sehigga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah provinsi akan terus memberikan perhatian terhadap masyarakat yang mau kerja keras, rajin dan bersungguh-sungguh dengan memanfaatkan lahan-lahan di sekitaRnya mereka dengan baik.

Ia menyatakan, soal bibit dan benih yang baik akan dibantu melalui dinas perkebunan, apakah itu, coklat, jagung, dan tanaman lainnya. Kemudian untuk bibit ikan bisa dari dinas kalautan dan perikanan.

Bupati Pasaman Benny Utama mengatakan kendala dalam meningkatkan produksi coklat (kakao) dihadapkan persoalan pupuk yang sering di daerah itu. Selain itu, juga persoalam bibit coklat yang bermutu baik sulit diperoleh petani.

Ia mengatakan, jika ada bantuan bibit dari pemerintah provinsi untuk masyarakat Pasaman jelas dengan senang hati menerimanya dan akan segera dikoordinasikan melalui dinas terkait, sehingga petani semakin optimistid berusaha komoditas ekspor itu.

(KR-SA/A029)

Pewarta: Siri Antoni
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014