Tokyo (ANTARA News) - Jalan-jalan raya ditutup salju yang menyebabkan ribuan orang tidak bisa bepergian pada Selasa sementara bagian-bagian dari Jepang berjuang untuk mengatasi badai salju kedua dalam sepekan, dengan jumlah korban meningkat menjadi setidaknya 23 orang.

Layanan kereta api ditangguhkan di beberapa daerah setelah Badai Hari Valentine menimbulkan timbunan salju setebal satu meter lebih di daerah-daerah Jepang tengah dan menyelimuti ibu kotanya dengan salju dalam dua akhir pekan berturut-turut, yang menyebabkan lalu lintas udara kacau dan produksi otomotif melambat.

Badai itu menimbulkan timbunan salju setebal 1,1 meter di Prefektur Yamanashi di Jepang tengah, yang paling banyak dalam lebih dari satu abad dalam memegang rekor. Tokyo dilanda salju setebal 27 sentimeter, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters.

Pada Selasa, setidaknya 23 orang tewas termasuk yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas atau terperangkap di bawah sajlu yang jatuh dari atap.

Beberapa orang yang meninggal dunia di dalam mobil yang terjebak salju, tampaknya akibat karbon monoksida beracun ketika mereka menghidupkan mesin-mesin mobil mereka agar tetap panas.

Pada puncak badai itu, ribuan rumah tangga tidak mendapat aliran listrik dan ratusan penerbangan dibatalkan.

Layanan kereta api terganggu dan jalan-jalan raya tutup, dengan sejumlah jalan arteri utama negara penuh dengan mobil, ada yang telah berlangsung selama beberapa hari.

Perusahaan Toyota Motor Corp kembali mengoperasikan tiga pabrik di Jepang tengah pada Selasa, setelah menangguhkan operasinya sehari sebelumnya karena gangguan pasokan suku cadang, tetapi prospek ke depan bagi pabrik Toyota lainya belum jelas.

Di negara tetangga Korea Selatan, sepuluh orang yang menghadiri satu acara bagi bagi mahasiswa baru tewas pada Senin di Geongju ketika satu gedung di daerah wisata gunung ambruk akibat beban salju yang berat.

(Uu.H-RN)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014