Jakarta (ANTARA News) - Para pengguna internet Indonesia dari kalangan anak dan remaja belum waspada mengenai potensi kejahatan siber.

Hal tersebut terkuak lewat studi "Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak dan Remaja di Indonesia" dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama UNICEF.

Dari penelitian yang melibatkan 400 anak dan remaja usia 10-19 tahun di daerah perkotaan dan pedesaan di 11 provinsi, terungkap bahwa 24 persen responden mengaku berkomunikasi dengan orang yang tidak dikenal lewat internet.

Bahkan, 25 persen lainnya tidak segan-segan memberikan informasi pribadi seperti alamat rumah dan nomor telepon di internet.

Peneliti Prof. Gati Gayatri mengatakan bahwa informasi untuk riset dikumpulkan dari survei sampel yang akan digeneralisasi.

"Penelitian ini mencakup kota dan desa baik pengguna internet dan yang bukan pengguna internet," kata dia di Jakarta, Selasa.

Dengan demikian diharapkan adanya perhatian khusus untuk memberikan informasi pada remaja dan anak tentang bahaya menyebarkan informasi pribadi secara sembrono di internet karena dapat menjadi sasaran empuk kejahatan siber.

Penelitian ini berlangsung pada tahun 2011 dan 2012. Selain lewat sampel, ada pula diskusi kelompok terfokus di Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Balikpapan dan Jayapura serta survei online lewat Facebook dan Kaskus.

Hasil survey juga menunjukkan bahwa mayoritas responden menggunakan sarana internet untuk berkomunikasi dengan orang yang mereka kenal, seperti teman-teman (89%), keluarga (56%) dan guru (35%) dengan topik pembicaraan yang berkisar di kegiatan sekolah.


Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014