Selain itu juga akan melakukan pemetaan jaringan sungai yang berhulu di Gunung Kelud, pemetaan desa-desa yang berpotensi terdampak, kajian manajemen evakuasi dan pengungsian, dan mengkaji pemulihan awal,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Tim Riset Universitas Gadjah Mada Yogyakarta akan mengkaji dampak erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur terhadap berbagai sektor, melakukan penaksiran risiko erupsi, dan pemetaan elemen yang berisiko.

"Selain itu juga akan melakukan pemetaan jaringan sungai yang berhulu di Gunung Kelud, pemetaan desa-desa yang berpotensi terdampak, kajian manajemen evakuasi dan pengungsian, dan mengkaji pemulihan awal," kata Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM) Suratman di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, kajian yang akan dilakukan tim riset UGM itu merupakan agenda kegiatan jangka pendek sesuai dengan hasil rapat koordinasi Disaster Response Unit (Deru), Pusat Studi Bencana Alam UGM, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM.

Selain agenda jangka pendek, kata dia, tim riset UGM juga mempunyai agenda jangka panjang, yakni akan melakukan studi komparatif kejadian erupsi gunung api di beberapa wilayah Indonesia.

"Hal itu sebagai hikmah ajar menuju penanggulangan bencana gunung api yang lebih baik di masa yang akan datang, dan melakukan kajian kearifan lokal dalam penanggulangan bencana gunung api," katanya.

Ia mengatakan selain tim riset yang dikoordinasi Pusat Studi Bencana Alam, UGM juga membentuk tim "emergency response" yang bergerak untuk memberikan bantuan darurat. Tim itu dimotori Deru UGM.

"Tim emergency response mengirimkan tim kesehatan, logistik kesehatan, obat-obatan, dan masker, mengirimkan relawan, dan melakukan penilaian awal untuk mengetahui persebaran lokasi pengungsian dan jumlah pengungsi," katanya.

Menurut dia, besarnya dampak erupsi Gunung Kelud pada 13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB berdampak pada banyaknya jumlah penduduk yang harus dievakuasi.

Indikasi tingginya kolom erupsi yang mencapai belasan kilometer serta hujan pasir dan kerikil mencapai radius 15 kilometer mengakibatkan proses penanganan bencana lebih panjang.

"UGM secara proaktif memberikan sumbangsih pemikiran terkait penanggulangan bencana Gunung Kelud. Hasil rapid assesment dampak erupsi Kelud terhadap Kawasan Rawan Bencana (KRB) I, II, dan III, UGM menerjunkan tim untuk melakukan respons cepat terhadap berbagai isu terkait," katanya.(*)

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014